kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pandemi Covid-19 belum berakhir, waspadai pandemic fatigue


Selasa, 31 Agustus 2021 / 09:50 WIB
Pandemi Covid-19 belum berakhir, waspadai pandemic fatigue


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 yang terus mewabah menyebabkan fenomena pandemic fatigue bagi sebagian orang. Ini terjadi lantaran banyak yang merasa bosan dan lelah menghadapi pandemi yang tak bisa diprediksi kapan akan berakhir. 

Pandemic fatigue ini harus diwaspadai agar bisa tetap menjaga kesehatan mental. Secretary General Asian Federation of Psychiatric Associations Dr. dr. Nova Riyanti Yusuf, Sp,KJ menyatakan fenomena ini telah mendapat perhatian dari World Health Organization (WHO). 

Pandemi fatigue merupakan reaksi yang sebenarnya wajar dan diperkirakan terjadi sebagai akibat dari kesulitan yang berkelanjutan dan tidak terselesaikan dalam kehidupan manusia. Secara alami menjadi lelah dengan aturan dan panduan yang harus diikuti untuk mencegah Covid-19,” kata Nova secara virtual, Senin (30/8). 

Dia melanjutkan, individu tersebut akan mengekspresikan dirinya dengan demotivasi terhadap perilaku protektif dan mencari informasi terkait Covid-19. Juga mengasingkan diri dan merasa ketidakberdayaan. 

Oleh sebab itu, Nova menyarankan agar setiap individu terus menjaga kesehatan mental dengan berbagai cara. Mulai dengan membaca berita secukupnya. Tetap melakukan komunikasi dengan berbagai orang meski terbatas ruang gerak. 

Baca Juga: Bersiap hidup berdampingan dengan Covid-19, ini panduan protokol kesehatan terbaru!

“Atur waktu pemakaian gawai dan istirahat teratur. Gunakan media sosial untuk promosi cerita positif saja, jangan yang panjat sosial. Beri bantuan kepada yang membutuhkan,” tambahnya.

Selain itu, bersyukur dan berterima kasih kepada para tenaga medis dan pekerja esensial. Begitupun pada para ilmuwan yang telah mengembangkan vaksin. Juga penting menjaga kesehatan fisik seperti rutin berolahraga.

Agar bisa menghindari pandemic fatigue, Nova menyarankan, upaya diri sendiri melalui manajemen stres dan melihat positif terhadap diri sendiri. Bila cara ini tidak bisa, maka harus mendapatkan pertolongan pertama psikologi dengan mengunduh aplikasi Sehat Jiwa ataupun Sehat Pedia milik Kementerian Kesehatan..

“Melalui aplikasi itu, bisa konsultasi dengan psikiater atau psikolog klinis secara gratis. Di situ, bisa membahas kondisi diri sendiri, lalu bila dibutuhkan penanganan lebih lanjut, maka akan diberi tahu oleh psikolog-nya,” pungkas dia.

Selanjutnya: Jika sekolah tatap muka tak juga dimulai, ini 3 risiko yang mengintai

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×