kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Orang dengan obesitas lebih berisiko tinggi jika terinfeksi virus corona


Sabtu, 09 Mei 2020 / 22:25 WIB
Orang dengan obesitas lebih berisiko tinggi jika terinfeksi virus corona
ILUSTRASI. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena sejumlah penyakit.


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko terkena sejumlah penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, hingga kanker. Di tengah pandemi corona virus yang saat ini terjadi, sejumlah pertanyaan muncul mengenai kondisi keparahan yang mungkin terjadi pada seseorang dengan kelebihan berat badan.

Melansir BBC, sebuah penelitian terhadap hampir 17.000 pasien di rumahsakit di Inggris yang mengalami obesitas, dengan indeks masa tubuh (BMI) lebih dari 30, mempunyai risiko meninggal 33% lebih besar dibandingkan seseorang dengan berat badan ideal atau tidak obesitas.

Sebuah studi lainnya, dari catatan kesehatan NHS, menemukan, mereka yang obesitas berisiko dua kali lipat mengalami kematian akibat Covid-19. Sementara itu, seseorang yang mengalami obesitas berisiko lebih tinggi terkena kondisi kesehatan lainnya seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2.

Indeks massa tubuh dihitung sebagai berat seseorang dalam kilogram dibagi dengan tinggi badannya dalam meter kuadrat. Mengingat tingginya tingkat obesitas global, Federasi Obesitas Dunia menyampaikan, persentase tinggi orang yang tertular virus corona akan mempunyai BMI lebih dari 25.

Baca Juga: Ini beda penyakit jantung yang diidap perempuan dan laki-laki

Mengapa obesitas berisiko?

Semakin berat tubuh, maka semakin banyak lemak dan semakin rendah kapasitas paru-paru. Oleh karena itu, tubuh memerlukan perjuangan yang lebih besar untuk mendapatkan oksigen ke dalam darah dan di seluruh tubuh.

Hal ini berdampak pula pada jantung dan aliran darah. "Karena orang-orang kelebihan berat badan, mereka juga memiliki permintaan lebih banyak oksigen. Jadi itu berarti, sistem mereka benar-benar mengalami tekanan yang lebih besar," kata Prof Naveed Sattar dari Universitas Glasgow.

Dalam situasi pandemi global virus corona saat ini, orang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi. "Akhirnya tubuh yang gemuk menjadi kewalahan oleh kurangnya oksigen yang masuk ke organ utama," kata Dr Dyan Sellayah dari University of Reading.

Baca Juga: Makan satu alpukat setiap hari ampuh lawan kolesterol jahat

Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa orang yang kelebihan berat badan dalam perawatan intensif, lebih berpotensi membutuhkan bantuan pernapasan dan dukungan fungsi ginjal.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×