kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Orang buta huruf beresiko lebih besar mengidap demensia


Sabtu, 30 November 2019 / 04:00 WIB
Orang buta huruf beresiko lebih besar mengidap demensia


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Hasil penelitian menyatakan orang yang tidak bisa membaca dan menulis memiliki resiko tiga kali lebih besar terkena penyakit demensia.

Karakter penyakit ini adalah kehilangan memori kronis atau persisten. Selain itu orang yang mengidap penyakit ini akan mengalami perubahan kepribadian atau gangguan otak.

Sekedar info, penelitian ini dipimpim oleh Jennifer J.Manly, Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, New York. Para ilmuwan mempublikasikan hasil penelitian tersebut di dalam American Academy of Neurology's medical journal (edisi online).

Baca Juga: Ini delapan tanda awal serangan jantung yang penting diketahui "Penelitian baru kami memberikan lebih banyak bukti bahwa menulis dan membaca menjadi faktor penting untuk menjaga otak tetap sehat," kata Manly.

Sekedar info, para ilmuwan memilih Manhattan Utara sebagai tempat penelitian. Umumnya peserta penelitian berasal dari daerah pedesaan Republik Dominika.

Asal tahu saja, warga pedesaan tersebut tidak memiliki akses yang cukup untuk mengenyam pendidikan.

Total partisipan penelitian berjumlah 983 dengan rata-rata usia 77 tahun. Rata-rata para subyek penelitian mengenyam pendidikan empat tahun atau kurang.

Para ilmuwan membagi partisipan ke dalam dua kelompok yakni yang bisa dan tidak bisa membaca. Mereka memberikan para partisipan ujian medis dan tes memori. Mereka melakukan tes ini secara berulang dan dievaluasi setiap 18 bulan sampai 24 bulan.

Hasilnya, sekitar 35% dari 237 peserta buta huruf telah menderita demensia sejak awal penelitian. Hal ini tidak hanya terjadi pada kelompok buta huruf. Sekitar 18% dari partisipan melek huruf juga sudah mengidap demensia dari awal penelitian.

Baca Juga: Gawat, suhu dunia bisa naik lebih dari dua kali lipat

Empat tahun kemudian, tim peneliti menemukan 48% peserta buta huruf (bebas demensia di awal penelitian) dan 28% peserta melek huruf telah mengidap penyakit tersebut.

Penelitian ini menunjukkan subjek yang tidak bisa membaca dan menulis dua kali lebih mungkin terkena demensia.

"Penelitian kami juga menemukan subjek yang melek huruf dikaitkan dengan skor yang tinggi pada tes berpikir," kata Manly.

Kesimpulannya, orang dapat memperkuat otak dengan membaca atau melakukan aktivitas lainnya.   

Sumber : www.dw.com

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×