kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Nyeri Dada Akibat Gerd dan Jantung Tersumbat, Pahami Perbedaan dan Penanganan


Jumat, 15 Juli 2022 / 20:21 WIB
Nyeri Dada Akibat Gerd dan Jantung Tersumbat, Pahami Perbedaan dan Penanganan
ILUSTRASI. nyeri dada sebelah kiri.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nyeri pada dada kiri umumnya disebabkan oleh adanya penyempitan atau sumbatan pada pembuluh darah jantung atau adanya gejala GERD (gastroesophageal reflux disease), yaitu suatu keadaan patologis akibat naiknya asam lambung yang mengisi suatu bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan kerongkongan dengan lambung ( esofagus) dan sampai saluran nafas.

Pada kasus GERD, meski timbul rasa nyeri pada dada, kondisi ini tidak berdampak bahaya pada jantung, meskipun sama-sama menimbulkan sensasi perih atau nyeri dan tekanan di dada bahkan napas terasa berat. Namun, ada beberapa hal yang membuat keduanya berbeda.

Melalui bincang sehat pada aplikasi Live Instagram, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Agora, dr. Gerald Toreh Sp.PD., mengatakan, perbedaan yang paling mendasar antara GERD dengan Serangan Jantung adalah Nyeri di dada akibat gerd biasanya disertai sensasi terbakar (heartburn) juga terasa lebih sakit ketika menarik napas.

Sedangkan nyeri dada yang merupakan gejala serangan jantung akan terasa seperti remasan, cubitan akan ada seperti tekanan ( beban) yang sangat kuat.

Baca Juga: Tanda Kolesterol Naik yang Harus Anda Waspadai

"Dan kedua keluhan atau penyakit ini di rasakan di dada sebelah kiri penderita", tutur dr. Gerald Toreh Sp.PD. beberapa waktu lalu.

Secara umum, GERD tidak juga menjadi pemicu serangan jantung apalagi menyebabkan kematian hanya rasa 'kurang nyaman' dan nyeri yang menggangu

Dan dari banyak jenis penyakit jantung yang mempunyai gejala menyerupai gerd adalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang dapat diartikan penyempitan ( hambat) pembuluh darah arteri jantung yang dimana pembuluh darah tersebut befungsi sebagai penyuplai nutrisi dan oksigen.

Adapun gejala nyeri dada akibat serangan jantung biasanya membuat pengidapnya merasa dadanya sedang tertindih beban yg berat, diremas, dan sangat tidak nyaman.

"Selain itu, nyeri dada juga sering kali disertai dengan gejala lain, seperti mual, sesak napas, keringat dingin, kepala terasa ringan, dan rasa lelah," ungkap Gerald Toreh dalam edukasi yang diikuti puluhan viewer pada aplikasi Live Instagram.

Dikatakan Gerald Toreh, beberapa hal penyebab atau pencetus penyakit GERD maupun serangan jantung adalah serupa, yaitu gaya hidup tidak sehat, merokok dan konsumsi alkohol secara kontinyu serta malas berolahraga.

Penanganan

Penyakit GERD yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang lebih serius, seperti radang kerongkongan jangka panjang (esophagitis), penyempitan esofagus. Pada jangka panjang, GERD dapat menyebabkan kanker.

Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi darurat medis yang harus segera mendapatkan pertolongan. Jadi, jika mengalami nyeri dada atau gejala lainnya, segera cari bantuan medis, agar tidak mengancam nyawa pengidapnya.

Baca Juga: Gula Darah Tinggi, Penyebab dan Gejalanya

Adapun dalam penanganan diawal gejala nyeri dada, Dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Siloam Hospitals Agora, dr. Gerald Toreh Sp.PD., menyarankan untuk penanganan awal GERD dapat mengonsumsi Obat Maag (antasida) dan menghindari stress berlebih, hingga mengurangi konsumsi kopi yang terlalu berlebihan, dan meninggikan posisi kepala saat tidur.

"Sedangkan penanganan nyeri dada akibat penyakit jantung koroner dan jenis penyakit jantung lainnya tentunya didasari dengan mengontrol penyakit dasarnya seperti diabetes, darah tinggi,kolesterol, dll dengan modifikasi gaya hidup,olahraga,konsumsi obat-obatan secara teratur dan rutin memeriksakan diri ke dokter, Selain itu penting untuk mengurangi konsumsi garam," ungkap dr. Gerald Toreh Sp.PD.

Di akhir sesi edukasinya, diingatkan pula pada saat gejala penyakit GERD dirasakan, agar disarankan jangan tidur dengan posisi terlentang namun seperti setengah duduk.

"Cara terbaik adalah segera menetapkan gaya hidup sehat, berolahraga dan segera konsultasikan ke dokter jika gejala nyeri pada dada timbul secara berkelanjutan," pungkas dr. Gerald.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×