Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
"Beberapa orang mungkin berkata, 'Yah, vaksinasi dan booster tidak mencegah orang terinfeksi.' Dan, ya, itu benar," katanya.
“Tetapi apa yang telah kita lihat adalah bahwa tingkat orang yang berakhir di rumah sakit dan meninggal telah menurun secara signifikan. Karena semakin banyak orang yang telah divaksinasi, dikuatkan, atau terinfeksi secara alami, kami mulai melihat tingkat latar belakang kekebalan di seluruh dunia meningkat,” paparnya.
Mungkin perlu beberapa minggu untuk mengetahui apakah mutan omicron terbaru dapat memengaruhi lintasan pandemi.
Sementara itu Dr. Gagandeep Kang, yang mempelajari virus di Christian Medical College India di Vellore, mengatakan kekhawatiran yang berkembang atas varian tersebut menggarisbawahi perlunya upaya yang lebih berkelanjutan untuk melacak virus yang menggabungkan upaya genetik dengan informasi dunia nyata tentang siapa yang sakit dan seberapa buruk virus tersebut.
Subvarian baru di China
Lain di India, lain pula di China. Kota Shanghai telah menemukan kasus COVID-19 yang melibatkan subvarian baru Omicron BA.5.2.1.
Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat pada briefing hari Minggu (10/7/2022). Ini menandakan komplikasi yang dihadapi China untuk mengikuti mutasi baru saat mengejar kebijakan "nol-COVID".
Reuters memberitakan, menurut wakil direktur komisi kesehatan kota Zhao Dandan, kasus tersebut ditemukan di distrik keuangan Pudong pada 8 Juli, dan terkait dengan kasus dari luar negeri.
Baca Juga: Waspada BA.5! Seseorang yang Sudah Terinfeksi Bisa Terjangkit Lagi dalam 4 Minggu
Shanghai, di China timur, baru saja melakukan pelonggaran dari kebijakan penguncian yang berlangsung sekitar dua bulan pada awal Juni. Akan tetapi kota ini terus memberlakukan pembatasan ketat, dengan melakukan penguncian bangunan dan kompleks perumahan segera setelah rantai transmisi potensial baru muncul.
Yuan Zhengan, anggota kelompok penasihat ahli kota tentang pencegahan COVID mengatakan, varian BA.5 telah terbukti memiliki tingkat penularan yang lebih cepat dan kemampuan kekebalan yang lebih baik.
"Tetapi vaksinasi masih efektif untuk mencegah BA.5 menyebabkan penyakit serius atau kematian," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News