Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kita sering mendengar kata MSG. Apakah itu? MSG adalah singkatan dari monosodium glutamat. Bahan ini adalah aditif makanan umum yang digunakan untuk meningkatkan rasa.
Melansir dari Healthline, MSG berasal dari asam amino glutamat, atau asam glutamat, yang merupakan salah satu asam amino paling melimpah di alam. Asam glutamat adalah asam amino non-esensial, artinya tubuh juga dapat memproduksinya.
Secara kimiawi, MSG adalah bubuk kristal putih yang menyerupai garam meja atau gula. MSG menggabungkan natrium dan asam glutamat, yang dikenal sebagai garam natrium.
Asam glutamat dalam MSG dibuat dengan memfermentasi pati, tetapi tidak ada perbedaan kimia antara asam glutamat dalam MSG dan dalam makanan alami. Namun, asam glutamat dalam MSG mungkin lebih mudah diserap karena tidak terikat di dalam molekul protein besar yang perlu dipecah oleh tubuh.
Baca Juga: Bisa jadi pengganti pupuk, ini 5 manfaat vetsin untuk tanaman
MSG meningkatkan rasa gurih dan umami dari makanan. Umami adalah rasa dasar kelima, bersama dengan asin, asam, pahit, dan manis. Asam glutamat berfungsi sebagai neurotransmitter di otak.
Ini adalah neurotransmitter rangsang, artinya merangsang sel-sel saraf untuk menyampaikan sinyalnya.
MSG aman dikonsumsi
Ada beberapa pihak yang mengatakan bahwa MSG memiliki dampak bagi kesehatan. Penelitian mengenai dampak negatif MSG muncul pada tahun 1969.
Dalam penelitian tersebut, MSG disuntikkan dalam dosis besar ke tikus yang baru lahir. Hal ini menyebabkan efek nerologis tertentu meskipun akhirnya penelitian ini dibantah.
Baca Juga: Dari pemanis hingga pengawet alami, berikut bahan kimia alami yang ada di makanan
Berbagai ulasan yang dilakukan tidak melihat adanya bukti kuat bahwa MSG dapat memicu efek neurologis tertentu. Sebab, glutamat hampir tidak memengaruhi otak karena tidak melewati sawar darah otak dalam jumlah besar. Dengan demikian, MSG pun aman dikonsumsi dalam jumlah wajar.