Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi covid-19 belum juga tuntas. Sejumlah upaya terus dikerjakan untuk meminimalisasi penyebaran virus. Zonasi pun dilakukan untuk memetakan risiko kenaikan kasus.
Zonasi covid-19 digolongkan menjadi beberapa kategori. Utamanya zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang), zona kuning (risiko rendah), dan hijau (tidak ada kasus dan tidak terdampak).
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa zonasi memang penting untuk memetakan penyebaran virus serta mengevaluasi kebijakan penanganan pandemi, termasuk dalam hal pengetatan atau pelonggaran mobilitas masyarakat di suatu wilayah. Namun, Dicky menilai penetapan zonasi ini bukan tanpa catatan.
Terutama mengenai realisasi test covid-19 yang masih kurang, sehingga positivity rate di Indonesia masih belum juga ideal dalam batas yang aman. Dia menekankan bahwa perubahan zona dari merah ke oranye lalu ke zona kuning, bahkan ke zona hijau sekalipun belum tentu aman dari penyebaran covid-19.
"Dari sisi indikator (penentuan) zonasi secara umum oke, tapi seberapa konsisten kita merujuk pada indikator itu? yang paling utama itu harusnya positivity rate-nya bagaimana. Ingat, potensi paparan covid di Indonesia masih besar. Jangan sampai (zonasi) menimbulkan rasa aman semu," kata Dicky kepada Kontan.co.id, Kamis (3/6).
Baca Juga: Terapkan protokol kesehatan secara ketat saat beraktivitas di luar
Oleh sebab itu, dimana pun daerahnya dan apa pun status warna zonasinya, Dicky menegaskan protokol kesehatan (prokes) dengan menerap 5M harus tetap disiplin dilakukan. 5M yang dimaksud adalah memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilisasi.
"Jadi mau zona apa pun sekarang ini, untuk masyarakat ya harus tetap disiplin (prokes) dengan 5M," sambung Dicky.
Sedangkan untuk pemerintah, kuantitas dan kualitas dari testing, tracing dan karantina harus terus ditingkatkan. Apalagi, ancaman pandemi covid-19 juga terus bertambah dengan munculnya varian virus corona baru.
Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) Silmy Karim juga menegaskan bahwa disiplin prokes harus tetap diterapkan tanpa kompromi. Dalam lingkup kerja Krakatau Steel, Silmy memastikan pihaknya terus melakukan disiplin prokes secara ketat.
Dari level direksi, general manager hingga manager diberikan tanggung jawab dalam memantau dan menghindari penyebaran virus covid-19 di Krakatau Steel. "Kami pantau setiap hari, saya kawal ketat prokes di Krakatau Steel. Keberhasilan suatu negara dalam menanggulangi covid-19 juga tergantung pada kesadaran rakyatnya dalam menjaga prokes," pungkas Silmy.
Selanjutnya: Terbaru! Ini persyaratan naik kendaraan umum dan pribadi saat PPKM mikro (1-14 Juni)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News