Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berlari di udara yang segar bisa menjadi salah satu kegiatan yang menyenangkan. Selain itu, lari sangat bermanfaat untuk memperkuat tulang dan otot tubuh.
Bahkan, riset telah mengklaim melakukan olahraga lari ringan atau jogging dapat memperlambat tanda-tanda penuaan. Riset yang dilakukan peneliti dari Leipzig University, Jerman, telah meneliti dampak dari berbagai olahraga terhadap tubuh manusia.
Periset membandingkan efek latihan daya tahan (endurance), olahraga interval intensitas tinggi (HIIT), dan latihan resistensi. Riset dilakukan selama enam bulan dengan meneliti 266 peserta dalam kondisi kesehatan yang baik.
Peserta riset diminta untuk mengambil bagian dalam tiga sesi latihan dalam seminggu, dengan menetapkan secara acak salah satu dari tiga jenis latihan yang telah disebutkan di atas. Semua peserta dalam riset awalnya bukanlah orang yang aktif berolahraga.
Latihan daya tahan dalam riset ini dilakukan dalam bentuk olahraga lari jarak panjang. Sementara itu, latihan intensitas tinggi dilakukan dengan pemanasaan yang diikuti lari interval. Untuk latihan resistensi dilakukan dengan berbagai latihan seperti crunch, chest presses dan leg curls.
Pada awal riset, peneliti tak lupa untuk menganalisis sel darah putih peserta, begitu pula saat periode akhir riset. Hasilnya, panjang telomer dalam sel darah putih peserta yang melakukan latihan daya tahan dan latihan interval intensitas tinggi mengalami peningkatan lebih baik.
Hasil itu berbanding terbalik dengan mereka yang melakukan latihan resistensi atau mereka yang sama sekali tak berolahraga. Telomer adalah peregangan DNA yang dapat ditemukan di ujung kromosom yang mempengaruhi cara manusia menua.
Profesor Ulrich Lauds, selaku pemimpin riset, mengatakan riset ini telah menemukan peserta yang melakukan latihan daya tahan dan olahraga intensitas tinggi memiliki peningkatan aktivitas dan panjang telomer. Aktivitas dan panjang telomer merupakan faktor penting untuk penuaan sel, kapasitas regeneratif, dan penuaan yang sehat. “Menariknya, latihan resistensi tak memiliki efek ini," ucapnya.
Dr Christian Werner, salah satu periset, percaya kunci temuan riset ini mungkin terletak pada warisan manusia. "Dari perspektif evolusi, daya tahan dan pelatihan intensitas tinggi menyerupai perjalanan mengembara dan kebiasaan menyerang atau bertahan dari nenek moyang daripada latihan ketahanan," ucap Dr Werner. (Ariska Puspita Anggraini)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menurut Riset, Olahraga Lari Ampuh Hambat Penuaan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News