kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menopause dini, ini penyebabnya


Kamis, 20 Oktober 2016 / 16:51 WIB
Menopause dini, ini penyebabnya


Reporter: Dina Farisah | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Menopause seringkali menakutkan bagi wanita, meskipun itu adalah siklus yang wajar. Namun, bagaimana menghadapi menopause tanpa menimbulkan stress?

Riyan Sopiyan, dokter dari RSUD Tani dan Nelayan, Boalemo, Gorontalo menjelaskan, menopause adalah periode akhir menstruasi. Ini merupakan proses alamiah yang akan dialami sistem reproduksi wanita yang berkaitan dengan proses degeneratif (aging).

Seseorang dikatakan menopause jika telah mengalami episode tanpa menstruasi selama kurang lebih 12 bulan.

"Menopause biasanya diawali dengan perubahan siklus menstruasi menjadi tidak teratur, gejala vasomotor dan sistem urogenital seperti kekeringan pada vagina yang kemudian akan menyebabkan sakit ketika melakukan aktivitas seksual bersama suami, peningkatan berat badan, depresi, nyeri kepala serta gangguan tidur ataupun mood," jelas dokter Riyan.

Gejala-gejala ini bisa dirasakan bahkan mulai dari enam tahun sebelum menopause tiba. Menopause hanya terjadi pada wanita. Pada pria, tidak dikenal adanya siklus reproduksi seperti yang terjadi pada wanita.

Ini yang menyebabkan pria pada usia berapapun akan tetap memiliki kemampuan untuk ber-reproduksi selama ia aktif secara seksual bersama wanita yang masih reproduktif (belum mengalami menopause).

Pada umumnya, menopause terjadi pada usia 50-51 tahun. Namun gejala premenopause bisa terjadi pada usia 45-57 tahun. Semakin muda seseorang mengalami menopause, semakin tinggi kemungkinan wanita tersebut mengalami penyakit ikutan yang terjadi pasca menopause dengan tingkat keparahan yang lebih tinggi jika manajemen pascamenopausenya tidak baik.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi percepatan menopause antara lain merokok, sudah melakukan pengangkatan rahim dan ovarium (histerektomi dan oophorectomy sebelumnya), memiliki gen bawaan, memiliki kelainan sistem kekebalan tubuh, tinggal di dataran tinggi, atau pernah mendapat kemoterapi dan atau radioterapi terhadap kanker.

Gaya hidup sehat dan menghindari faktor risiko yang menyebabkan percepatan menopause tentu akan sangat mempengaruhi proses menopause. Pola makan sehat, makan buah dan sayuran sehat, olahraga teratur dan menghindarkan diri dari stres selain akan meningkatkan daya tahan tubuh, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap proses menopause. Upaya tersebut juga akan membantu menghindarkan wanita pasca menopause terhadap penyakit ikutan akibat menopause.

Menurut Riyan, menopause yang terjadi pada wanita sangat berpengaruh terhadap perubahan hormon yang mempengaruhi fisiologis normal wanita sebelum terjadinya menopause. Menopause sejauh ini dikaitkan erat dengan terjadinya peningkatan osteoporosis yang meningkatkan risiko fraktur patologis (patah tulang tanpa kejadian trauma) pada wanita lanjut usia.

Seseorang yang mengalami menopause dini berpotensi mengalami risiko osteoporosis yang lebih besar. Menopause juga menjadi penyebab wanita lanjut usia lebih berisiko terhadap penyakit jantung koroner jika dibandingkan dengan pria pada usia yang sama. Proses menopause juga mempengaruhi sistem saraf wanita. Saat ini diduga menopause memiliki hubungan erat dengan berkembangnya penyakit Alzheimer.

Di sisi lain, terlambat menopause juga memiliki risiko tersendiri. Saat ini diketahui bahwa menarke (pertama kali menstruasi) pada usia yang terlalu muda dan menopause pada usia yang terlalu tua meningkatkan risiko wanita terkena kanker payudara.

Monique Carolina, dokter RS Awal Bros Tangerang menjabarkan perubahan yang terjadi pada tubuh saat memasuki mas menopause. Menurutnya, hal yang paling banyak dialami wanita adalah hot flushes atau rasa panas pada tubuh disertai berkeringat. Perubahan ini disebabkan akibat berkurangnya jumlah hormon kewanitaan.

Misalnya, perubahan siklus menstruasi dan periode menstruasi, gangguan tidur, penurunan gairah seksual, kadar lemak di bawah kulit berkurang sehingga kulit menjadi kendur. Selain itu, tulang menjadi mudah rapuh.

Bagi wanita yang telah memasuki masa menopause, Monique menyarankan agar mengurangi konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi gula, tinggi garam dan merokok. Sementara aktivitas fisik yang perlu dikurangi adalah aktivitas fisik yang berat yang memacu jantung dan adrenalin. Di sisi lain, aktivias fisik ringan perlu ditingkatkan agar memperlancar aliran darah dan mencegah osteoporosis.

Ketika seseorang memasuki masa menopause maka hormon akan yang mempengaruhi menopause. Efek setelah menopause yang utama adalah berhentinya menstruasi. Lebih mudah stres atau depresi dapat terjadi akibat penurunan kadar hormon wanita. Hal ini biasanya terjadi pada awal menopause. Sementara stres dipengaruhi banyak faktor, bukan karena hormon saja.

Ada beberapa tips persiapan bagi wanita yang akan memasuki masa menopause. Pentingnya memahami bahwa menopause adalah peristiwa alami, fisiologis yang pasti akan dialami oleh setiap wanita. Fisik dan mental perlu disiapkan untuk menghadapi datangnya menopause.

Makanan yang dapat dikonsumsi adalah makanan sehat, rendah gula, rendah garam, rendah lemak jenuh, tinggi lemak tak jenuh, tinggi serat, cukup kalsium dan vitamin D. Selain itu, olahraga ringan perlu dilakukan secara teratur dan berkelanjutan.

Setelah memasuki masa menopause, wanita perlu melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, diantaranya memeriksakan riwayat kesehatan reproduksi saat menstruasi pertama, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan dan kelahiran, riwayat menyusui, riwayat operasi ginekologis. Adapula pemeriksaan riwayat perdarahan abnormal, riwayat kontrasepsi, riwayat aktifitas seksual.

Pemeriksaan lainnya meliputi riwayat personal, sosial, gaya hidup, dan perilaku kesehatan, riwayat menopause dini, penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, kanker pada keluarga.

Pemeriksaan antropometri meliputi tinggi badan dan berat badan, lingkar pinggang, lingkar pinggul, komposisi tubuh, pemeriksaan faktor-faktor risiko spesifik penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, kanker payudara, kanker endometrium serta pemeriksaan laboratorium FSH, pap smear, mamografi, kepadatan tulang (bone density).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×