Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasokan vaksin Covid 19 untuk Indonesia bertambah pada Senin (8/3) pekan lalu. Sekretariat Presiden melalui akun resminya di platform Youtube, menyiarkan kedatangan vaksin Covid-19 itu di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
“Hari ini, Indonesia menerima pengiriman pertama vaksin AstraZeneca sebesar 1.113.600 vaksin siap jadi (siap pakai) dengan total berat 4,1 ton yang terdiri atas 11.136 karton,” tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam tayangan video.
Vaksin tersebut merupakan bagian dari tahap pertama yang dialokasikan oleh Inisiatif Covid-19 Vaccines Global Access alias Covax untuk Indonesia. Dalam skema Covax, pengiriman tahap pertama berlangsung selama Maret hingga Mei. Dan, Indonesia kebagian 11.704.800 vaksin siap vaksin.
Baca Juga: Masa kedaluwarsa vaksin Covid-19 produksi Sinovac sampai 2 tahun
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Indonesia telah mengamankan pasokan sebanyak 54 juta vaksin Covid-19 melalui skema Covax. Saat memberi keterangan tersebut di DPR, 12 Januari silam, Budi menyatakan, pemerintah masih mengupayakan tambahan 54 juta vaksin Covid-19.
Dan yang patut dicatat, vaksin sebanyak itu diperoleh Indonesia secara gratis. Nah, jadi ingin mengetahui lebih jauh tentang skema Covax? Apa benar seluruh vaksin yang didistribusikan melalui skema Covax gratis? Dan, siapa pula Gavi yang kerap disandingkan dengan Covax?
CEO Gavi, Seth Berkley, menyebut Covax sebagai satu dari tiga Access to Covid-19 Tools Accelarator, semacam skema yang diluncurkan Organisasi Kesehatan Dunia, Komisi Eropa dan Prancis, April tahun lalu. Skema ini memungkinkan kolaborasi lintas sektor, mulai pemerintah negara, organisasi kesehatan tingkat dunia, produsen, ilmuwan, sektor private, lembaga sosial hingga filantropis.
Baca Juga: Keterbatasan stok vaksin Covid-19 menjadi perhatian utama saat ini
Tujuan masing-masing skema adalah menyediakan akses yang merata sekaligus inovatif untuk diagnosa, perawatan dan vaksin Covid-19. Nah, Covax merupakan skema untuk vaksin Covid-19. TIga lembaga yang menjadi motor pelaksanaan Covax adalah Gavi, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI) serta WHO.
Tujuan Covax adalah menjadi platform bagi kegiatan penelitian dan pengembangan serta manufaktur berbagai vaksin Covid-19, sekaligus menegosiasikan harga jual masing-masing vaksin. Skema itu juga bertujuan menjamin ketersediaan vaksin bagi seluruh negara yang bergabung, terlepas dari status ekonomi negeri tersebut.
Target awal Covax adalah menyediakan hingga 2 miliar vaksin per akhir tahun ini. Jumlah itu dinilai memadai untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi warga dunia yang memiliki risiko kesehatan dan rentan tertular virus corona, seperti tenaga kesehatan.