Sumber: Channel News Asia | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JOHANNESBURG. Dunia was-was dengan munculnya varian baru Covid-19 yang terdeteksi di Afrika Selatan. Uni Eropa, Inggris dan India sudah mengumumkan kontrol perbatasan yang lebih ketat ketika para ilmuwan berusaha untuk menentukan apakah mutasi virus tersebut resisten terhadap vaksin Covid-19 atau tidak.
Berikut seluk beluk mengenai varian baru Covid-19 yang mencemaskan tersebut yang dikutip dari Channel News Asia, Sabtu (27/11):
Dimana dan kapan varian baru Covid-19 ditemukan?
Ilmuwan Afrika Selatan mendeteksi sejumlah kecil varian Covid-19 yang disebut B.1.1.529 pada Selasa (23/11), dalam sampel dari 14 November hingga 16 November 2021.
Pada hari Rabu (24/11), para ilmuwan Afrika Selatan mengurutkan lebih banyak genom, memberi tahu pemerintah bahwa mereka khawatir dan meminta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mengadakan pertemuan kelompok kerja teknisnya tentang evolusi virus Covid-19 ini pada Jumat (26/11).
Afrika Selatan telah mengidentifikasi sekitar 100 kasus varian, sebagian besar dari provinsi terpadatnya, Gauteng.
Baca Juga: Jelang Libur Nataru WHO Tetapkan Varian Omicron Untuk Diwaspadai, Tetap Jaga Prokes
Dimana saja varian baru Covid-19 ini telah teridentifikasi?
Ilmuwan Afrika Selatan mengatakan tanda-tanda awal dari laboratorium diagnostik menunjukkan virus itu telah menyebar dengan cepat di Provinsi Gauteng dan mungkin sudah ada di delapan provinsi lainnya di Afrika Selatan.
Tingkat infeksi harian negara itu hampir dua kali lipat pada Kamis (25/11) menjadi 2.465 kasus. Badan Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) Afrika Selatan tidak mengaitkan kenaikan kasus itu dengan varian baru Covid-19, meskipun ilmuwan lokal menduga itu adalah penyebabnya.
Botswana mendeteksi empat kasus, semua orang asing yang tiba dengan misi diplomatik dan telah meninggalkan negara itu.
Hong Kong memiliki satu kasus pada pelancong dari Afrika Selatan dan Israel satu kasus pada pelancong yang kembali dari Malawi.
Varian tersebut relatif mudah dibedakan dalam tes PCR dibandingkan varian Delta, varian Covid-19 yang dominan dan paling menular sejauh ini. Tidak seperti Delta, ia memiliki mutasi yang dikenal sebagai S-gen drop-out.
Mengapa ilmuwan mengkhawatirkan varian baru Covid-19 ini?
Semua virus, termasuk SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, berubah seiring waktu. Sebagian besar perubahan memiliki sedikit atau tidak berdampak sama sekali.
Namun, beberapa perubahan dapat memengaruhi seberapa mudah penyebarannya, tingkat keparahannya, atau kinerja vaksin untuk melawannya.
Yang ini menarik perhatian karena memiliki lebih dari 30 mutasi protein lonjakan yang digunakan virus untuk masuk ke sel manusia, kata pejabat kesehatan Inggris.
Itu sekitar dua kali lipat jumlah varian Covid-19 Delta, dan membuat varian ini secara substansial berbeda dari virus corona asli yang dirancang untuk dilawan oleh vaksin Covid-19 saat ini.
Ilmuwan Afrika Selatan mengatakan, beberapa mutasi terkait dengan resistensi terhadap antibodi penetralisir dan peningkatan penularan, tetapi yang lain tidak dipahami dengan baik, sehingga signifikansi penuhnya masih belum jelas.
Baca Juga: Bertambah, kini Australia juga batasi perjalanan dari sembilan negara Afrika selatan