kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal dua kelompok model pengujian infeksi virus corona


Sabtu, 30 Januari 2021 / 05:30 WIB
Mengenal dua kelompok model pengujian infeksi virus corona


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan pemerintah China untuk menghambat peredaran virus corona kembali menarik perhatian dunia. Menghadapi ancaman kenaikan kasus infeksi  virus corona, Pemerintah China diberitakan akan memberlakukan tes usap gaya baru. 

Berbeda dengan tes usap yang selama ini kita kenal, yaitu di mengambil sampel cairan di seputar rongga hidung dan tenggorokan, maka tes usap yang akan diberlakukan Pemerintah China akan memberlakukan tes dengan mengambil sampel dari dubur. 

Memang, metode tes usap terbaru di China ini mengundang banyak tanya. Mengutip washingtonpost.com, banyak masyarakat China yang meragukan keperluan serta kepraktisan penerapan protokol anal swab test.

Baca Juga: Inilah metode baru untuk deteksi Covid-19 yang diperkenalkan China: Swab via anus

Namun, protokol semacam ini ternyata tidak akan diberlakukan secara luas, seperti halnya pengujian melalui nosafaring dan orafaring yang selama ini kita kenal. Pemerintah China menilai tes semacam ini perlu untuk mengantisipasi kemungkinan meningkatnya tingkat mobilitas penduduk di masa perayaan Tahun Baru Imlek, awal Februari mendatang.

Metode anal swab test sudah diujicoba dengan jumlah responden terbatas di China sejak tahun lalu. Jurnal Future Microbiology yang terbit di bulan Agustus, memuat artikel tentang hasil tes tersebut. Menurut artikel tersebut, beberapa pasien Covid-19 yang sudah pulih, memiliki hasil anal swab test yang positif.

"Jika kita melengkapi pengujian dengan anal swab, kita akan bisa meningkatkan tingkat keakurasian dalam mendeteksi pasien yang terinfeksi," tutur Li Tongzeng, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit You'an, Beijing, seperti dikutip Washingtonpost. 

Baca Juga: Bill Gates sebut tiga inovasi yang dapat membantu mengatasi pandemi berikutnya

Ia menambahkan bahwa metode pengujian melalui anus hanya cocok untuk kelompok tertentu, yaitu mereka yang berada di fasilitas karantina. Jadi, anal swab test awalnya hanya menjadi protokol untuk menentukan kapan sesorang yang menjalani proses isolasi atau perawatan, diperbolehkan kembali menemui orang lain. 

Namun seiring dengan tingginya minat untuk pulang kampung di masa Imlek, Pemerintah Negeri Tembok Raksasa itu pun menerapkan protokol tersebut, melengkapi kewajiban masa karantina. 

Kendati baru diberlakukan di China, anal swab test menambah deretan pengujian infeksi virus corona yang telah diberlakukan di dunia. Selama ini, ada banyak model pengujian virus corona yang ada. Di negeri kita, misalnya, pengujian yang populer seperti rapid test, PCR, atau rapid antigen.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×