kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Mengenal apa itu badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier serta gejalanya


Senin, 23 Agustus 2021 / 09:16 WIB
Mengenal apa itu badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier serta gejalanya
ILUSTRASI. Ilustrasi Deddy Corbuzier mengalami badai sitokin saat terpapar Covid-19.


Penulis: Virdita Ratriani

KONTAN.CO.ID - Deddy Corbuzier mengaku mengalami badai sitokin saat terpapar Covid-19. 

"Saya ketemu dokter Gunawan, dia bilang ini memburuk, ketika di cek CT toraks sudah 60 dan keadaannya masuk ke momen badai sitokin," kata Deddy dikutip dari Kompas.com, Minggu (22/8/2021). 

Lantas, apa itu badai sitokin yang dialami oleh Deddy Corbuzier?

Mengenal apa itu badai sitokin yang dialami Deddy Corbuzier

Badai Sitokin atau Cytokine storm syndrome adalah terjadinya Sindrom Respons Inflamasi Sistemik (SIRS) yang dapat dipicu oleh berbagai faktor dan salah satunya adalah infeksi oleh virus. 

Secara singkat badai sitokin adalah rangkaian respons imun yang berlebihan yang dapat menyebabkan masalah serius. Badai sitokin juga dikenal dengan istilah Sindrom Sitokin Rilis (CRS) atau Sindrom Badai Sitokin (CSS). 

Dikutip dari Very Well Health, sistem kekebalan mengandung banyak komponen berbeda yang membantu tubuh melawan infeksi termasuk sitokin. Sitokin adalah protein sistem kekebalan tubuh yang mengatur interaksi antar sel dan memicu reaktifitas imun, baik pada immunitas bawaan maupun adaftif.

Baca Juga: Penjelasan Luhut Panjaitan soal kasus kematian pasien Covid-19 yang meningkat

Dalam keadaan normal, sitokin ini membantu mengoordinasikan respons sistem kekebalan untuk menangani zat yang dapat menyebabkan infeksi, seperti virus atau bakteri. 

Sitokin normalnya hanya berfungsi sebentar dan berhenti saat respons kekebalan tubuh tiba di daerah infeksi. Masalahnya adalah terkadang respons peradangan tubuh tidak terkendali dan menyebabkan lebih banyak kerusakan. 

Saat terjadi badai sitokin, sitokin terus mengirimkan sinyal sehingga sel-sel kekebalan tubuh terus berdatangan dan bereaksi di luar kendali.

Pada kasus infeksi Covid-19, peningkatan beberapa sitokin inflamasi tampaknya terlibat dalam perkembangan sindrom gangguan pernapasan akut, penyebab utama kematian pada orang yang menderita penyakit Covid-19.

Baca Juga: Efek Covid-19 Terhadap Jantung, Penyintas Perlu Waspadai Lima Hal Berikut ini



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×