Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu peralatan yang paling dibutuhkan dalam penanganan pasien Covid-19 adalah ventilator. Alat bantu pernapasan itu penting karena dapat digunakan pasien bernafas secara normal bila dalam kondisi parah.
Untuk mendukung operasional dua Rumah Sakit darurat khusus Covid-19, Grup Lippo mendatangkan 100 ventilator agar penanganan pasien di kedua rumah sakit tersebut bisa lebih optimal.
Nantinya, 100 ventilator tersebut akan digunakan di dua Rumah Sakit darurat khusus Covid-19 yang dibangun Siloam Hospitals di Kelapa Dua, Tangerang dan Mampang, Jakarta Selatan.
Baca Juga: John Riady beberkan strategi Lippo Karawaci (LPKR) tangani dampak pelemahan rupiah
Di tengah pandemi Covid-19, Lippo memastikan optimalisasi berbagai aset yang dimiliki untuk menguatkan penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hal itu, salah satunya, dilakukan dengan mengubah Mall Lippo Plaza Mampang Jakarta Selatan menjadi rumah sakit khusus Covid-19 dan memastikan peralatan yang memadai untuk membantu perawatan pasien.
John Riady, Chief Executive Officer (CEO) Lippo Karawaci (LPKR) menyampaikan, ventilator sangat penting untuk membantu pasien Covid-19 dalam kondisi parah, terutama untuk membantu pernafasan.
“Ventilator dibutuhkan untuk perawatan pasien Covid-19 yang berada dalam kondisi parah, terutama pasien dengan usia lanjut, atau memiliki preexisting conditions (kondisi penyakit bawaan) yang memiliki risiko kematian yang lebih tinggi,” ucap John dalam keterangannya, Rabu (15/4).
Untuk diketahui, RS Siloam Kelapa Dua dan RS Siloam Mampang secara total menyediakan 630 tempat tidur untuk menangani pasien Covid-19.
Baca Juga: Bos Lippo mantap lakukan buyback, ini tiga alasan utamanya
Executive Director Siloam Hospitals Caroline Riady mengatakan bahwa Siloam akan memberikan tunjangan gaji tambahan untuk para petugas kesehatan karena mempertaruhkan keamanan diri di garis terdepan untuk menangani wabah corona.
Caroline menambahkan untuk menjadi rumah sakit rujukan pasien Covid-19 dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sebab petugas medis harus dilengkapi alat pelindung diri (APD) agar tidak tertular, dan pemeriksaan swab untuk mendeteksi tertular atau tidak para tenaga medis yang kontak langsung dengan pasien terduga Covid-19.
Di tengah mewabahnya virus corona atau Covid-19, kebutuhan alat bantu pernafasan atau ventilator justru meningkat. Alhasil, sejumlah perguruan tinggi di Indonesia berlomba-lomba membuat alat tersebut.
Terpisah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zaenal Abidin menyebutkan ventilator bekerja memompa oksigen ke dalam paru-paru pasien yang tidak lagi berfungsi. Karena itu, alat ini urgent bagi rumah sakit.
Kata dia, orang yang terkena sakit paru atau saluran pernapasan, sulit bernapas sehingga dibutuhkan ventilator. Lebih jelasnya, ventilator juga digunakan untuk operasi besar.
Baca Juga: Ubah mal menjadi rumah sakit, sentimen positif bagi LPKR
Yang pasti, kata dia, banyak rumah sakit masih membutuhkan ventilator. Karena itu, semua pihak harus bahu membahu agar ketersediaan alat ini memadai.
"Ventilator kan semacam ventilasi di rumah. Kalau ventilasi kurang atau tidak ada di rumah atau di kamar maka kita akan kesulitan bernapas," kata dia.
Karena itu, ia apresiasi jika banyak pihak menyiapkan ventilator. Dengan banyaknya alat ventilator di seluruh rumah sakit, maka akan banyak nyawa yang tertolong. "Kalau ventilator kita di RS mencukupi tentu makin banyak yang bisa tertolong," jelasnya.
"Tentu kita tidak berharap agar banyak yang sakit lalu masuk RS dan bisa ditolong dengan bantuan ventilator. Mencegah jatuh sakit jauh lebih bernilai tinggi di banding mengobati," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News