kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.387.000   9.000   0,38%
  • USD/IDR 16.655   -35,00   -0,21%
  • IDX 8.546   -56,26   -0,65%
  • KOMPAS100 1.180   -13,23   -1,11%
  • LQ45 852   -12,74   -1,47%
  • ISSI 302   -1,64   -0,54%
  • IDX30 440   -5,94   -1,33%
  • IDXHIDIV20 508   -7,68   -1,49%
  • IDX80 133   -1,71   -1,28%
  • IDXV30 137   -0,85   -0,62%
  • IDXQ30 140   -2,66   -1,87%

Lebih dari Setengah Anak Indonesia Alami Kekurangan Mikronutrien


Selasa, 30 September 2025 / 11:42 WIB
Diperbarui Selasa, 30 September 2025 / 13:55 WIB
Lebih dari Setengah Anak Indonesia Alami Kekurangan Mikronutrien
ILUSTRASI. Seorang ibu memberikan makanan tambahan kepada anak balitanya di Posyandu yang di gelar di bangunan Puskesmas Bantu kantor Kelurahan Tobeu, Kec. Unaaha, Kab. Konawe, Sulawesi Tenggara, Rabu (11/9/2024). KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/09/2024.


Reporter: Markus Sumartomdjon | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena kelaparan tersembunyi alias hidden hunger semakin menjadi perhatian. Studi komprehensif terbaru mengungkapkan lebih dari setengah anak Indonesia usia 0,5-12 tahun belum mendapatkan asupan cukup vitamin dan mineral esensial, meskipun mereka tampak sehat secara fisik.

Penelitian yang dipresentasikan dalam Seminar Nasional Gizi Anak 2025 belum lama ini menunjukkan defisiensi signifikan pada beberapa mikronutrien krusial seperti vitamin A, D, C, B1, serta zinc pada anak-anak Indonesia.

Para ahli kesehatan menyebut kondisi ini sebagai bom waktu kesehatan karena dampaknya baru terlihat dalam jangka panjang.

“Anak mungkin terlihat sehat, namun kekurangan mikronutrien dapat menyebabkan gangguan perkembangan kognitif, penurunan sistem imun, hingga masalah kesehatan jangka panjang,” jelas dr. Mesty Ariotedjo, pakar kesehatan anak dan CEO Tentang Anak dalam keterangan, Senin (29/9).

Baca Juga: Dehidrasi Anak Turun Kognitif? Ini Solusi Air Kemasan Berkualitas

Menurut data Kementerian Kesehatan, pola makan tidak seimbang, konsumsi makanan olahan tinggi kalori namun rendah nutrisi, serta gaya hidup serba cepat menjadi faktor utama di balik fenomena ini.

Sebuah survei terhadap 5.000 keluarga Indonesia mengungkapkan hanya 23% anak yang mengonsumsi sayur dan buah sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

Untuk itu komunitas tentang anak melalui divisi Expert Boost meluncurkan inisiatif edukasi serta solusi praktis untuk membantu orang tua memenuhi kebutuhan nutrisi anak-anak mereka.

Salah satunya mengembangkan VitKids Multi Gummy. Ini adalah suplemen dengan 15 vitamin dan mineral esensial yang dirancang khusus untuk anak Indonesia.

Produk ini merupakan hasil penelitian selama tiga tahun dengan memperhatikan kebutuhan spesifik anak Indonesia berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) Kemenkes dan Acuan Label Gizi (ALG) BPOM. VitKids Multi Gummy mengandung 15 vitamin dan mineral esensial.

Expert Boost tidak hanya fokus pada pengembangan produk, tetapi juga berkomitmen pada edukasi masyarakat tentang pentingnya nutrisi mikro.

Untuk mendukung misi ini, Expert Boost juga mengembangkan aplikasi pemantauan nutrisi anak dan platform edukasi daring yang dapat diakses gratis oleh orang tua di seluruh Indonesia.

“Pengalaman saya membuka mata tentang pentingnya mikronutrien.” Ucap Nikita Willy, publik figur yang kini jadi duta kesehatan.

Selanjutnya: Ada Transaksi Nego Jumbo di Saham ARCI, Basis Utama Prima Milik Happy Hapsoro Jualan?

Menarik Dibaca: 8 Tips Pemulihan Akun Facebook di Android dan iPhone! Cek Panduan Lengkapnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×