kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kurus berlemak, sama berbahayanya dengan obesitas


Kamis, 15 Juni 2017 / 23:38 WIB
Kurus berlemak, sama berbahayanya dengan obesitas


Sumber: Nakita | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Anda barangkali penasaran dengan orang-orang yang selalu tampak langsing tanpa harus bersusah payah mengatur pola makan dan olahraga.

Tapi perlu sirik; coba lihat ketika si langsing sedang duduk. Apakah perutnya tampak menggelambir? Jika ya, artinya tidak betul-betul langsing. Kurus tapi berlemak bisa sama berbahayanya dengan orang yang obesitas.

Kondisi tubuh seperti ini sering disebut sebagai skinny-fat, atau obesitas dengan berat badan normal (indeks massa tubuh normal namun dengan rasio pinggul ke pinggang yang tinggi).

Jumlah orang yang kurus tapi berlemak ini tidak sedikit. Menurut sebuah studi tahun 2008, skinny-fat dialami oleh seperempat orang dengan berat badan normal.

“Mereka terlihat sehat, tapi ketika kami memeriksanya, mereka ternyata memiliki kadar lemak tubuh dan peradangan yang tinggi. Mereka punya risiko tinggi mengidap masalah diabetes dan kardiovaskular. Tapi jika hanya melihat penampilannya saja Anda tidak akan tahu," kata Ishwarlal Jialal, MD, direktur Laboratory for Atherosclerosis and Metabolic Research di UC Davis Health System.

Penelitian pada tahun 2015 yang dimuat di jurnal Annals of Internal Medicine menyebutkan, orang langsing dengan lemak di sekitar perut bahkan mempunyai risiko kematian lebih besar daripada orang-orang overweight atau obesitas dengan penyebaran lemak yang lebih merata.

Para peneliti mengungkapkan kemungkinan mengapa bisa kurus tapi perutnya berlemak ini, yaitu lemak visceral, atau lemak yang tersimpan di bagian perut yang terdalam.

Lemak visceral lebih berbahaya daripada lemak subkutan (lemak yang tersimpan di bawah kulit), karena dapat meningkatkan resistensi insulin dan peradangan. Jadi, orang-orang dengan lemak visceral berisiko mengalami masalah yang berkaitan dengan jantung dan masalah kesehatan lain yang berisiko kematian.

"Orang-orang yang overweight atau obesitas kemungkinan memiliki jumlah lemak subkutan yang lebih luas di area pinggul dan kaki, dan lemak ini memiliki profil metabolis yang lebih sehat," papar penulis studi tersebut. "Hal ini bisa menjelaskan mengapa orang overweight dan obese lebih memiliki daya tahan hidup lebih baik, termasuk mereka yang obese secara terpusat."

Meskipun begitu, tidak berarti mereka yang overweight atau obesitas lebih sehat daripada yang berat badannya normal ya,

Bagaimana pun juga, obesitas punya risiko penyakit jantung dan diabetes. Orang-orang yang kurus tapi perutnya berlemak pun punya risiko, dan diharapkan dapat mengubah gaya hidupnya untuk mengurangi lemak di bagian perut.

Lakukan juga pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, dan gula darah, untuk memastikan Mama benar-benar sehat. (Dini/FoxNews/TIME)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×