Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Masalah kesehatan mental, terutama depresi, akhir-akhir ini sering dibicarakan oleh masyarakat khususnya remaja. Namun, mungkin tidak semua orang memahami tentang gangguan mental yang bisa dialami oleh manusia.
Melalui kuliah online bertema Gangguan Jiwa Umum: Gangguan Mood yang diadakan Jumat (27/5) pekan lalu, Center for Public Mental Health (CPMH) Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) memperkenalkan tentang gangguan kesehatan mental umum.
Common mental disorders (CMD) atau gangguan mental umum, menurut Psikolog Nurul Kusuma Hidayati, adalah gangguan yang memiliki prevalensi tinggi di dalam populasi.
Gangguan mental ini menjangkit suasana hati atau perasaan seseorang serta memiliki gejala yang sedang hingga parah dan dapat berlangsung mulai dari bulanan hingga tahunan.
Baca Juga: Pendaftaran Program Xplorer Mind Id 2022 Dibuka, Semua Jurusan Bisa Daftar
"Sehingga penting bagi kita untuk mengetahui apa saja gangguan mental umum dan bagaimana kaitan gangguan suasana hati dalam CMD," jelas Nurul, seperti dikutip dari situs UGM.
Ciri-ciri gangguan mental depresi
Menurut Nurul, beberapa pihak menggolongkan gangguan mental tertentu sebagai gangguan mental umum. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menganggap gangguan depresi dan kecemasan sebagai gangguan mental umum.
Dia bilang, gangguan depresi mencakup beberapa gangguan seperti gangguan regulasi suasana hati, gangguan depresi major, gangguan depresi persisten (dysthymia), dan gangguan lainnya yang berhubungan dengan depresi.
Karakteristik atau ciri-ciri utama dari gangguan jiwa depresi di antaranya:
- Kesedihan
- Kekosongan
- Suasana mudah marah atau terganggu
- Disertai perubahan somatis (lelah, letih, rasa sakit dan nyeri fisik) dan kognitif yang berdampak signifikan pada kapasitas fungsi individu.
Gangguan depresi bisa memberikan dampak yang signifikan. Seseorang yang mengalami gangguan mental ini dapat merasa membutuhkan upaya yang besar untuk bekerja.
Selain itu, bagi penderita depresi, mengasuh anak terasa seperti beban dan bunuh diri sering menjadi pilihan solusi permasalahan yang dihadapi.
"Depresi juga berhubungan dengan masalah kesehatan fisik, dan dapat juga berdampak pada generasi selanjutnya," kata Nurul.
Baca Juga: Waspada Penyakit Cacar Monyet, Ini Penyebab, Gejala dan Cara Mencegahnya
Faktor penyebab depresi
Psikolog Wirdatul Anisa menambahkan, depresi disebabkan oleh banyak faktor, yakni:
1. Faktor genetik: gangguan depresi secara moderat ditentukan oleh faktor genetis.
2. Faktor neurotransmitter: beberapa neurotransmitter yang berperan dalam gangguan suasana hati diantaranya norepinephrine, dopamine, dan serotonin.
Gangguan suasana hati tidak hanya secara sederhana disebabkan oleh kurang atau lebihnya neurotransmitter tersebut. Studi yang dilakukan oleh Kring & Johnson (2017) juga menunjukkan gangguan suasana hati berhubungan pula dengan perubahan pada reseptor dalam merespon neurotransmitter.
3. Faktor sosial: kesulitan masa kanak-kanak, kejadian hidup negatif, kurangnya dukungan sosial, dan kritik keluarga.
4. Faktor psikologis yang berperan dalam gangguan depresi di antaranya trait kepribadian neuroticism dan kepercayaan serta pikiran negatif.
"Berdasarkan panduan intervensi psikologis berbasis bukti yang dikembangkan oleh The Australian Psychological Society (2018), pada orang dewasa, penanganan depresi dengan bukti penelitian yang paling kuat adalah melalui pendekatan Cognitive-Behavioral Therapy (CBT), terapi interpersonal, terapi kognitif berbasis mindfulness, dan psikoedukasi," papar Wirda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News