kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kesuburan wanita susut jika sering ganti pasangan


Kamis, 09 Februari 2017 / 12:15 WIB
Kesuburan wanita susut jika sering ganti pasangan


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Gontai-ganti pasangan di ranjang tak hanya berpotensi menyebarkan penyakit kelamin, seperti AIDS. Bahkan bagi wanita yang berganti pasangan di ranjang lebih dari 10 kali bisa menurunkan fertilitas.

Kok bisa? Penyebabnya, penyakit radang panggul yang pengaruhi kesuburan akan tiga kali lebih umum terjadi pada wanita yang telah memiliki lebih dari 10 pasangan seksual.

The SUN melansir, para ahli telah memperingatkan, wanita yang telah berhubungan seksual dengan 10 pria dapat mengalami gangguan kesuburan terkait risiko yang lebih besar. Gangguan itu adalah menderita infeksi radang panggul atau pelvic inflammatory disease (PID), yaitu infeksi yang menjangkiti tuba fallopi, rahim, leher rahim, atau panggul.

Menurut peneliti, PID dapat menyebabkan infertilitas dan nyeri perut abadi. PID juga berpotensi menyebabkan kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).

Selain soal wanita yang berhubungan dengan banyak pasangan seksual, Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) menemukan, wanita yang mulai berhubungan seks sebelum berusia 12 tahun bahkan delapan kali lebih mungkin untuk mengembangkan penyakit tersebut.

Selain mungkin menderita PID, wanita yang telah memiliki banyak pasangan seksual juga lebih berisiko terjangkit penyakit menular seksual (PMS).

Untuk itu, para peneliti menyimpulkan bahwa sangat penting bagi wanita untuk mempraktikkan seks yang aman, tak memiliki banyak pasangan seksual, dan mendapatkan pemeriksaan rutin dengan dokter saat sudah aktif berhubungan seks.

Gejala PID sendiri bisa berupa nyeri pada perut bagian bawah, demam, rasa sakit atau berdarah saat berhubungan seks, nyeri buang air kecil, dan terjadi perdarahan bukan pada waktu menstruasi.

Jika didiagnosis dini, PID bisa diobati. Namun, kerusakan yang sudah terjadi pada saluran reproduksi oleh penyakit tidak dapat dikembalikan.

(Bestari Kumala Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×