kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Penyakit Virus Nipah


Rabu, 27 September 2023 / 06:14 WIB
Kemenkes Keluarkan Surat Edaran Kewaspadaan Penyakit Virus Nipah
ILUSTRASI. Nipah virus (NiV) infection can be diagnosed during illness or after recovery. Different tests are available to diagnose NiV infection. During the early stages of the illness, laboratory testing can be conducted using real-time polymerase chain reaction (RT-PCR) from throat and nasal swabs, cerebrospinal fluid, urine, and blood. Later in the course of illness and after recovery, testing for antibodies is conducted using an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Photo: Dok. www.cdc.gov


Reporter: Khomarul Hidayat, Nindita Nisditia | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah mulai berjaga-jaga untuk mencegah penyebaran virus Nipah di Indonesia.

Hingga kini, keberadaan virus Nipah pada manusia di Indonesia belum banyak diketahui. Namun, kewaspadaan di pintu negara tetap ditingkatkan.

Atas dasar itu, Kementerian Kesehatan pun mengeluarkan Surat Edaran Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan No. HK.02.02/C/4022/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Penyakit Virus Nipah kepada Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat, Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan para pemangku kepentingan terkait.

“Mengingat letak geografis Indonesia berdekatan dengan negara yang melaporkan wabah, sehingga kemungkinan risiko penyebaran dapat terjadi” Ujar Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu dalam keterangan tertulis, Senin (25/9).

Baca Juga: Yang Perlu Anda Ketahui Tentang Wabah Virus Nipah di India

Dala surat edaran tersebut, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Dinkes Prov/Kab/kota, dan fasyankes diminta untuk melakukan pemantauan kasus dan negara terjangkit di tingkat global.

Kemudian, meningkatkan pengawasan terhadap orang (awak, personel, dan penumpang), alat angkut, barang bawaan, lingkungan, vektor, binatang pembawa penyakit di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas negara. Terutama yang berasal dari negara terjangkit.

Selain itu, juga meningkatkan kewaspadaan dini dengan melakukan pemantauan kasus sindrom demam akut yang disertai gejala pernapasan akut atau kejang atau penurunan kesadaran serta memiliki riwayat perjalanan dari daerah terjangkit.

Penyakit ini pertama kali dilaporkan pada wabah dari peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999 yang berdampak hingga Singapura. Kasus pada manusia juga dilaporkan di negara India, Bangladesh, dan Filipina.

Pada tanggal 12 September 2023, Pemerintah Kerala, India melaporkan kembali adanya wabah penyakit virus Nipah di wilayah Kerala yang sebelumnya dilaporkan pada tahun 2021.

Per 18 September 2023, terdapat laporan 6 kasus konfirmasi dengan dua kematian (CFR 33,33%) yang dilaporkan dari Distrik Kozhikod, India.

Dari 6 kasus konfirmasi tersebut, satu kasus berasal dari tenaga kesehatan dan satu kasus lainnya merupakan anak-anak. Per 19 September 2023, sebanyak 1.286 kontak erat telah diidentifikasi dan dalam pemantauan.

Berdasarkan penilaian pemerintah India, situasi penyakit virus Nipah di India bukan merupakan wabah besar dan hanya terjadi lokal terbatas pada dua distrik di Kerala yaitu Kozhikode & Malappuram.

Tentang Virus Nipah

Virus Nipah merupakan penyakit emerging zoonotik yang disebabkan oleh virus yang tergolong genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Penularan virus ini ke manusia terjadi melalui kontak langsung dengan orang ataupun hewan terinfeksi, serta melalui makanan yang terkontaminasi oleh virus. Gejala klinis bervariasi mulai dari tanpa gejala, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ringan hingga berat serta ensefalitis yang fatal.

Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian. Tingkat kematian diperkirakan berkisar antara 40% hingga 75%.

Beberapa studi mengungkapkan bahwa antibodi dan virus Nipah telah terdeteksi pada reservoir alami yaitu kelelawar Pteropus sp.

Mempertimbangkan hal tersebut, perlu adanya kewaspadaan dini dan antisipasi masyarakat terhadap penyakit virus Nipah di Indonesia.

Baca Juga: West Nile Virus Mulai Menjangkiti Negara dengan Udara Panas

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×