kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Kecoa mungkin penghasil antibiotik terbaik


Kamis, 14 April 2016 / 15:31 WIB
Kecoa mungkin penghasil antibiotik terbaik


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Bakteri yang kebal terhadap obat-obatan saat ini menjadi kekhawatiran para ahli kesehatan di seluruh dunia. Para ilmuwan terus berupaya mencari antibiotik baru yang dapat mengalahkan bakteri super tersebut.

Kandidat antibiotik baru kemungkinan berasal dari tubuh kecoa. Binatang yang dianggap menjijikkan oleh manusia ini ternyata memiliki mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh.

Adalah Profesor Naveed Khad, Head of Biological Science dari Universitas Sunway Malaysia, yang berhasil menemukan bahwa sistem saraf pusat kecoa menghasilkan antibiotik dengan daya kerja sangat kuat.

"Kecoa hidup dalam lingkungan yang sangat menjijikkan sepanjang pengetahuan manusia. Sangat masuk akal jika mereka mempunyai mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh terhadap kuman-kuman ganas (superbugs)," kata Khad dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.

Ia mengatakan, kecoa merupakan salah satu binatang yang sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, bertahan hidup melalui berbagai bencana dan paparan radiasi yang kuat, serta lingkungan tempat tinggal yang kotor.

"Kita dapat mempelajari banyak hal dari makhluk ini. Saya percaya mereka pasti mempunyai suatu mekanisme pertahanan tubuh yang ampuh", kata ilmuwan yang mendapat penghargaan medali emas dari Pakistan Academy of Sciences pada November 2015 ini.

Dari hasil penelitiannya diketahui antibiotik yang berasal dari sistem saraf pusat kecoa bisa membunuh bakteri mematikan bagi manusia, seperti Methicillin-resistant Staphylococcus Aureus (MRSA) dan Neuropathogenic E. Coli tanpa melukai sel-sel tubuh manusia.

Khan dan tim telah mengembangkan penelitiannya bahkan ke binatang-binatang yang lebih menakutkan seperti buaya. Ia meyakini kita harus kembali mempelajari hal-hal yang mendasar untuk menemukan jawaban-jawaban baru terhadap masalah-masalah lama atau bahkan untuk isu-isu yang sedang berkembang.

(Lusia Kus Anna)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×