kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Atasi TB resisten antibiotik dengan bumbu kari


Jumat, 01 April 2016 / 11:17 WIB
Atasi TB resisten antibiotik dengan bumbu kari


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Kunyit adalah bumbu utama yang digunakan untuk membuat masakan kari. Namun, bumbu dapur ini bisa membantu pasien tuberkulosis.

Menurut Medicaldaily.com, jurnal Respirology menyebut senyawa di dalam kunyit, yang memberi warna kuning pada akar dan memiliki rasa yang khas, bernama kurkumin dapat membantu mengatasi kondisi resistan obat pada penderita tuberkulosis.

Tuberkulosis (TB) yang resisten terhadap sebagian besar antibiotik bisa berbahaya dan sulit diobati. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri di udara, Mycobacterium tuberculosis (MTB), yang biasanya menyerang paru-paru, tetapi juga dapat membahayakan otak, ginjal, dan tulang belakang.

Sebagian besar TB bisa diobati dengan antibiotik; tetapi karena semakin tingginya kasus resistensi antibiotik, beberapa strain bakteri TB juga ikut menjadi resisten terhadap obat.

Menemukan pengobatan jenis baru untuk TB yang resistan, bukanlah hal yang mudah namun sudah mendesak untuk dilakukan.

Dengan munculnya jenis TB yang resistan terhadap obat, agen baru yang memiliki efek antimycobacterial langsung atau yang meningkatkan kekebalan tubuh, sangat dibutuhkan.

Para peneliti mencatat bahwa hasil studi mereka menunjukkan, bahwa kurkumin mampu merangsang sistem kekebalan tubuh dengan cara mendorong terjadinya apoptosis. Apoptosis adalah mekanisme biologi yang merupakan salah satu jenis kematian yang terprogram. Apoptosis digunakan oleh organisme multisel unttuk sel yang sudah tidak diperlukan tubuh.

Apoptosis adalah mekanisme efektor digunakan oleh makrofag (pemakan besar, sel darah putih yang menelan dan mencerna patogen) untuk membunuh intraseluler bakteri TB.

Kurkumin adalah zat yang ditemukan dalam kunyit dan memiliki sifat antiinflamasi dan antioksidan. Selama berabad-abad, kunyit telah digunakan untuk mengobati radang sendi, masalah perut, dan masalah kesehatan lainnya.

Pada tahun 2014, sebuah penelitian membuktikan bahwa kurkumin terbukti mengurangi gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD). Penelitian lain juga menemukan, bahwa kurkumin memiliki potensi untuk memperkecil ukuran tumor dan kanker, atau memperlambat pertumbuhan mereka.

"Studi kami telah memberikan bukti dasar bahwa kurkumin dapat melindungi kita dari infeksi Mycobacterium tuberculosis," kata Dr. Xiyuan Bai, penulis utama studi.

"Peran pelindung kurkumin untuk melawan resistan terhadap obat dalam kasus TB masih perlu konfirmasi. Tapi, jika sudah berhasil divalidasi, kurkumin dapat menjadi pengobatan baru untuk memodulasi respon imun untuk mengatasi TB yang resistan terhadap obat."

(Bestari Kumala Dewi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×