Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Jika Anda mengalami perut kembung akhir-akhir ini, Anda tidak sendirian. Hasil riset ZOE COVID Study menunjukkan, adanya peningkatan baru-baru ini pada orang yang melaporkan gejala gastrointestinal di aplikasi ZOE COVID Study hingga Januari 2022.
Informasi saja, aplikasi ZOE COVID Study adalah inisiatif nirlaba yang diluncurkan pada akhir Maret 2020 untuk mendukung penelitian penting tentang COVID-19.
Jadi apakah ini karena varian Omicron COVID? Atau ada hal lain yang terjadi? Berikut penjelasannya.
Apakah sakit perut tanda COVID-19?
Berdasarkan jutaan laporan kesehatan harian dari kontributor aplikasi ZOE COVID Study yang masuk, diketahui bahwa masalah pencernaan seperti diare, sakit perut, merasa sakit dan kehilangan nafsu makan bisa menjadi gejala COVID-19 langsung di hari-hari awal saat terinfeksi.
Laporan yang sama juga menunjukkan, jenis gejala ini cenderung mengelompok bersama, membentuk salah satu dari enam 'jenis' COVID-19 yang berbeda.
Baru-baru ini, ada peningkatan tajam dalam jumlah orang yang melaporkan gejala gastrointestinal di aplikasi dari pertengahan Desember 2021 hingga Januari 2022.
Baca Juga: 5 Tanda Ibu Hamil dengan Covid-19 Harus Segera Dibawa ke Rumah Sakit
Apakah Omicron menyebabkan lebih banyak gejala gastrointestinal?
Selama dua tahun terakhir, ZOE COVID Study telah melihat perubahan dalam pola gejala yang dilaporkan dalam aplikasi karena varian baru telah muncul dan lebih banyak populasi memiliki satu, dua, tiga atau bahkan empat dosis vaksin.
Gejala gastrointestinal adalah ciri umum COVID-19 di awal pandemi dengan versi asli virus, serta varian Alpha dan Delta. Jadi para peneliti ingin mengetahui lebih lanjut apakah peningkatan yang terjadi sekarang terkait dengan peningkatan varian Omicron baru-baru ini.
Baca Juga: WHO: Subvarian Omicron Siluman Sudah Menyebar, Negara di Dunia Harus Melacaknya
Namun, dengan melihat hasil tes PCR yang dilaporkan dalam aplikasi, ditemukan bahwa sementara sebagian besar orang yang melaporkan gejala gastrointestinal dites positif, ditemukan pula peningkatan proporsi orang dengan gejala ini yang dites negatif. Ada pola yang sama dengan hasil uji aliran lateral.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun Omicron dapat dikaitkan dengan gejala gastrointestinal, angkanya tidak lebih tinggi dari apa yang kita lihat di Delta.