Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
Masa inkubasi adalah fase saat virus masuk ke dalam darah namun belum menimbulkan gejala, sampai kemudian jumlah virus cukup banyak dan beredar di dalam darah lalu muncul penyakit atau demam.
Dr. Erni menambahkan, pada pasien demam dengue biasanya mengalami sakit kepala yang khas, yakni sakit kepala di bagian depan kepala atau di belakang bola mata.
Bagi anak-anak, demam dengue biasanya terjadi akut mendadak dan muka mengalami merah khas. Tetapi pada COVID-19, gejala tidak membuat muka merah.
Perwakilan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Mulya Rahma Karyanti Sp.A(K) mengatakan, yang dominan pada demam dengue adalah demam kemudian sakit kepala dan batuk pileknya lebih ringan dibanding COVID-19.
"Demam dengue di hari ketiga setelah gigitan nyamuk harus menjadi perhatian penting, karena secara umum demam dengue itu infeksi terjadi di hari ke-3 sampai hari ke-6, itu masuk fase kritis yang bisa rawan, bisa meninggal kalau tidak diberikan cairan obat yang cukup," tegasnya.
Baca Juga: Bagaimana bisa tahu vaksin aman? Ini kata Satgas COVID-19
Kemudian pada COVID-19, penyakit yang biasa dikeluhkan berupa demam bisa lima sampai tujuh hari disertai batuk pilek yang lebih dominan dan makin tambah sesak, serta saturasi oksigennya menurun.
Fase demam dengue antara lain dari hari kesatu sampai ketiga adalah fase demam. Kemudian, fase kritis antara hari ketiga hingga keenam, dan fase penyembuhan dari fase setelah hari keenam.
Berbeda pada kasus COVID-19, pada minggu pertama terjadi demam, kemudian menjelang akhir pekan kesatu antara hari kelima sampai ketujuh mulai ada gejala gejala respiratorik, seperti sesak, batuk pilek.
Di sinilah tanda-tanda COVID-19 biasanya makin berat. "Terutama masa kritisnya adalah pada akhir minggu pertama, di sinilah saturasi oksigen bisa menurun," imbuh dr. Mulya.
Selanjutnya: Hasil tes negatif COVID-19 tidak jamin kebal virus, terlebih abai 3M
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News