kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus Covid-19 di Indonesia rekor lagi, ini perbedaan virus corona baru dan virus flu


Senin, 30 November 2020 / 00:00 WIB
Kasus Covid-19 di Indonesia rekor lagi, ini perbedaan virus corona baru dan virus flu


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Kasus harian virus corona di Indonesia kembali mencetak rekor tertinggi. Ingat, ada perbedaan antara virus corona baru dan virus flu

Infeksi virus corona pada Minggu (29/11) sebanyak 6.267 merupakan peningkatan kasus harian tertinggi di Indonesia. Tambahan kasus baru itu mengantarkan total infeksi di negara kita menjadi 534.266 kasus.

Saat pandemi virus corona baru terus berkembang, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, banyak orang yang menarik ke perbandingan dengan virus penyebab flu. 

WHO menyatakan, virus corona baru dan virus flu sama-sama menyebabkan penyakit pernapasan. Namun, ada perbedaan penting antara kedua virus tersebut dan cara penyebarannya. 

"Ini memiliki implikasi penting bagi langkah-langkah kesehatan masyarakat yang dapat dilaksanakan untuk menanggapi setiap virus," kata WHO dalam laman resminya.

Baca Juga: Kasus virus corona di Indonesia rekor lagi, ini 15 gejala virus corona menurut WHO

Apa kesamaan virus corona baru dan virus flu?

Menurut WHO, ada dua persamaan antara virus corona baru dan influenza, yakni:

  • Virus corona baru dan virus flu memiliki gejala penyakit yang serupa. Artinya, keduanya menyebabkan penyakit pernapasan, mulai dari asimtomatik atau ringan hingga parah dan menyebabkan kematian.
  • Kedua virus menular melalui kontak, tetesan, dan fomites. Sehingga, tindakan kesehatan masyarakat untuk mencegah infeksi juga sama. Misalnya, menjaga kebersihan tangan dan etika pernapasan yang baik, seperti menutup mulut saat batuk dengan siku tangan atau tisu.

Apa perbedaan virus corona baru dan virus flu?

WHO menyebutkan, kecepatan penularan merupakan poin penting perbedaan antara kedua virus tersebut. 

Flu memiliki masa inkubasi atau waktu dari infeksi hingga muncul gejala yang lebih pendek dibanding virus corona baru. Begitu juga dengan interval serial atawa waktu antara kasus berturut-turutnya. 

Interval serial untuk virus corona baru sekitar 5-6 hari. Sedangkan untuk virus influenza, interval serialnya adalah 3 hari. Artinya, influenza bisa menyebar lebih cepat dari virus corona baru.

Penularan dalam 3-5 hari pertama penyakit, atau kemungkinan penularan virus sebelum muncul gejala, merupakan pendorong utama penularan flu. 

Sebaliknya, "Kami mengetahui, ada orang yang dapat menularkan virus Covid-19 dalam 24 hingga 48 jam sebelum timbul gejala. Tapi, saat ini, hal itu tampaknya bukan pendorong utama penularan," ujar WHO.

Baca Juga: WHO: Jika hanya vaksin, tidak akan mengakhiri pandemi virus corona

Perbedaan lainnya, jumlah reproduksi. Jumlah infeksi sekunder yang ditimbulkan dari satu individu yang terinfeksi antara 2 dan 2,5 untuk virus corona baru, lebih tinggi dari virus flu. 

Hanya, "Perkiraan untuk virus Covid-19 dan influenza sangat bergantung pada konteks dan waktu, membuat perbandingan langsung lebih sulit," imbuh WHO.

Kemudian, anak-anak adalah pendorong penting penularan virus flu di masyarakat. Untuk virus corona baru, data awal menunjukkan, anak-anak lebih sedikit terpengaruh ketimbang orang dewasa, dan tingkat serangan klinis pada kelompok usia 0-19 tahun rendah. 

"Data awal lebih lanjut dari studi penularan rumahtangga di China menunjukkan, anak-anak terinfeksi dari orang dewasa, bukan sebaliknya," ungkap WHO.

Lalu, meskipun rentang gejala kedua virus tersebut serupa, fraksi dengan penyakit parah tampaknya berbeda. 

Baca Juga: Wabah virus corona di Wuhan berasal dari makanan beku impor?

Untuk virus corona baru, data hingga saat ini memperlihatkan, 80% infeksi ringan atau asimtomatik, 15% infeksi berat dan membutuhkan oksigen, lalu 5% infeksi kritis sehingga memerlukan ventilasi. 

Fraksi infeksi parah dan kritis ini akan lebih tinggi dari yang diamati untuk infeksi virus flu.

Perbedaan lainnya, mereka yang paling berisiko terkena infeksi virus flu parah adalah anak-anak, wanita hamil, lansia, yang memiliki kondisi medis kronis, dan yang mengalami imunosupresi. 

"Untuk Covid-19, pemahaman kami saat ini adalah bahwa usia yang lebih tua dan kondisi yang mendasarinya meningkatkan risiko infeksi parah," kata WHO.

Selanjutnya: Vaksin corona di depan mata, begini cara kerja vaksin menurut WHO

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×