kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kasus baru positif virus corona di Indonesia bertambah 1.000 per hari, apa artinya?


Kamis, 25 Juni 2020 / 11:23 WIB
Kasus baru positif virus corona di Indonesia bertambah 1.000 per hari, apa artinya?
ILUSTRASI. Petugas medis penanganan COVID-19 mengenakan baju Alat Pelindung Diri (APD) ketika berada di ruang isolasi Rumah Sakit rujukan khusus pasien COVID-19 Martha Friska di Medan, Sumatera Utara, Kamis (2/4/2020). Pemerintah provinsi Sumut memperpanjang sekalig


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Penambahan kasus positif virus corona / COVID-19 di Indonesia masih terus terjadi. Bahkan, penambahan kasus positif virus corona / COVID-19 pada Juni ini selalu tinggi, sekitar 1.000 per hari.

Seperti pada Rabu (24/6/2020), Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat ada 1.113 kasus baru positif virus corona / COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Penambahan itu menyebabkan kini ada 49.009 kasus positif virus corona / COVID-19 di Indonesia sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020.

Baca juga: Megawati punya harta Rp 213,93 M, bagaimana dengan anaknya, Puan Maharani?

Penambahan kasus positif virus corona / COVID-19 ini oleh sebagian orang dianggap wajar, mengingat kapasitas jumlah tes yang juga diperbanyak. Namun benarkah anggapan tersebut dan bagaimana kita seharusnya menyikapi penambahan kasus ini?

Menurut analisa dr. Panji Fortuna Hadisoemarto, pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad), ada dua hal yang harus dipisahkan dari data penambahan kasus positif virus corona tersebut. Pertama, kemampuan Indonesia dalam mendeteksi kasus corona.

Kedua, jumlah kasus corona yang berhasil ditemukan dari tes tersebut. "Yang ingin saya sampaikan adalah, hanya karena kita bisa mengetes banyak orang tidak berarti kita ingin menemukan banyak kasus. Jadi ini dua hal yang berbeda ya," kata Panji dalam acara Webinar bertajuk New Normal: Normal Anyar vs Normal Ambyar? yang diadakan PARA Syndicate, Minggu (21/6/2020).

"Kita bisa mengetes banyak orang. Tapi kalau kita menemukan banyak kasus, artinya kita masih dalam bahaya karena kasusnya banyak," jelasnya. Panji menambahkan syarat keberadaan kasus penyakit menurun adalah temuan kasus yang makin sedikit meski kapasitas pengujiannya besar.

Untuk kondisi penyebaran virus corona di Indonesia saat ini, Panji yang juga merupakan kandidat PhD dari Department of Global Health and Population Harvard School of Public Health berkata ada dua hal yang perlu digarisbawahi dan dimaknai. Dari kapasitas pemeriksaan virus corona yang terus ditingkatkan, hal ini bagus dan patut diapresi.

Namun dari temuan kasus yang terus bertambah, Panji menuturkan ini bukan kabar baik karena itu berarti masih ada banyak kasus di lapangan. Sebab itulah, Panji mengatakan bahwa anggapan - jumlah kasus meningkat karena tes diperbanyak - yang selama ini ada di masyarakat keliru dan menyesatkan. "Menurut saya, agak menyesatkan kalau kita berkata bahwa 'kita (Indonesia) banyak kasus karena kita punya kapasitas testing yang meningkat," ungkap Panji.

Baca juga: Harga mobil bekas Honda CR-V Juni 2020 semakin ramah di kantong

Alasan penambahan jumlah kasus yang mencapai seribu per hari bukan karena jumlah tes yang diperbanyak. Namun karena masih adanya penularan virus corona di lingkungan. "Kita menemukan lebih banyak kasus, bukan karena jumlah testingnya diperbanyak. Tetapi kita menemukan lebih banyak kasus karena di luar sana masih ada penularan," tegas Panji.

(Gloria Setyvani Putri)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Infeksi Corona di Indonesia Tambah 1.000 Kasus per Hari, Apa Artinya?",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×