Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Apakah Anda memiliki anak yang akan memasuki sekolah baru di tahun ajaran mendatang? Jika ya, mungkin Anda masih bertanya-tanya seperti apa pelaksanaan proses belajar di sekolah anak Anda yang baru.
Apalagi, Anda mungkin pernah mendengar bahwa pemerintah akan mengizinkan sekolah kembali menggelar proses belajar tatap muka pada tahun ajaran baru, yang akan dimulai pertengahan Juli mendatang. Sebagai orangtua, pasti Anda akan bertanya: seperti apa prosedur kesehatan yang akan diberlakukan, untuk memastikan, tak cuma para siswa, tetapi juga guru, bahkan orang tua, terhindar dari risiko penularan virus corona.
Baca Juga: Arab Saudi putuskan batasi jemaah haji tahun ini, total cuma 60.000 jemaah
Untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang rencana pembukaan sekolah di awal tahun mendatang, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim memberikan klarifikasi. Menurut Menteri Nadiem, pembukaan seluruh sekolah bukanlah sesuatu yang wajib dilakukan pada tahun ajaran baru mendatang. Yang benar, “Harapannya semua sekolah sudah bisa melakukan pembelajaran tatap muka di Juli 2021,” ujar Nadiem, seperti dikutip kompas.com.
Artinya, pemerintah memang membuka peluang bagi sekolah untuk menggelar pendidikan secara tatap muka. Namun, pembukaan sekolah sendiri masih ditentukan oleh berbagai persyararatan. Ini sesuai dengan isi dari Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, dan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, yang telah diterbitkan pada 30 Maret lalu.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin turut memberi klarifikasi tentang aturan pembukaan sekolah di bulan Juli. Dalam konferensi pers yang disiarkan melalui akun Sekretariat Presiden di platform Youtube, Senin (7/6), Budi menuturkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta pembelajaran tatap muka harus dilakukan secara terbatas dan penuh kehati-hatian.