Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Sempat menjadi barang langka dan mahal, kini masker medis mudah ditemukan dengan harga murah. Namun, belakangan juga banyak beredar masker medis yang tidak sesuai standar atau palsu. Lalu bagaimana cara memilih masker medis terbaik dan tidak tertipu produk palsu?
Penggunaan masker medis kini menjadi kebutuhan sehari-hari saat pandemi. Di tengah pandemi Covid-19, menggunakan masker medis dengan standar nasional Indonesia (SNI) merupakan pilihan terbaik untuk mencegah infeksi corona.
Meski demikian, seiring dengan meningkatnya permintaan dan kebutuhan terhadap masker, di pasaran ditemukan pula masker medis palsu dengan harga yang bersaing. Sekilas, bentuk masker medis tanpa SNI mirip masker asli.
Bagaimana membedakan masker medis asli dan palsu? Bagaimana cara memilih masker medis terbaik?
Baca juga: Lebih cepat, penyintas Covid-19 kini bisa suntik vaksin sebulan setelah sembuh
Juru Bicara Satuan Tugas Covid-19 RS UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto, menjelaskan, ada beberapa cara memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu. Berikut rinciannya
1. Cek izin edar
Cara pertama memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu adalah mengecek ada tidaknya izin edar. Biasanya izin edar tertera pada kemasan.
Informasi izin edar masker medis dengan SNI bisa diverifikasi melalui website: https://infoalkes.kemkes.go.id. Jika kemasan masker sudah rusak atau kusam, sebaiknya tidak diterima. "Jangan diterima ya (jika kemasan rusak). Artinya berisiko. Daripada risiko, jangan diterima," kata Tonang kepada Kompas.com, Kamis (30/9/2021).
2. Cek tekstur masker
Cara kedua memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu adan memeriksa tekstur bahan masker. Dokter spesialis paru di RS Harapan Bunda, dr. Eva Sri Diana, SpP. menjelaskan, untuk membedakan masker asli dan masker yang palsu bisa dilihat dari teksturnya. "Teksturnya bisa dilihat, aslinya lebih halus, jahitannya rapi," kata Eva saat dihubungi Kompas.com secara terpisah, Kamis (30/9/2021).
3. Cek bentuk fisik
Cara ketiga memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu adalah mengecek bentuk fisik masker maupun kotak pembungkusnya. Eva menyebutkan, pada masker medis palsu, kotak atau kemasan biasanya lebih buram dan biasanya tali masker lebih gampang putus.
4. Tes dengan air
Cara keempat memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu adalah dengan menjalankan tes air. Ini baru bisa dilakukan jika Anda sudah membeli masker medis tersebut.
Dokter spesialis paru dan konsultan onkologi RSUD dr. Pirngadi Medan, Dr. Moh Ramadhani Soeroso, M.Ked(Paru),Sp.P-K.Onk, mengatakan, lapisan masker 3 ply mempunyai fungsi yang berbeda. "Lapisan paling luar (hidrofobik) berfungsi sebagai anti air. Bagian tengah (hidrofilik) berfungsi sebagai penyaring kuman dan bakteri," kata dokter yang juga praktik di RS Methodist Medan dan RS Colombia Asia Medan itu, Kamis (30/9/2021).
Dia juga menjelaskan, lapisan bagian dalam (hidrofilik) berfungsi untuk menyaring cairan yang keluar dari mulut. Untuk mengecek suatu masker medis asli atau palsu, menurut Ramadhani, masker medis perlu ditetesi air. Jika diberi tetesan air, masker medis asli akan menyerap air.
Sementara, masker medis palsu tidak menyerap air. "Kalau masker asli saat diteteskan air di lapisan dalam air tersebut akan menyerap ke lapisan dalam masker tersebut. Kalau yang KW (palsu) saat diteteskan air ke lapisan dalam masker, air tersebut tidak akan menyerap," papar Ramadhani.
Hal yang sama juga terjadi ketika bagian luar masker medis diberi tetesan air. Ramadhani mengatakan, lapisan dalam masker asli pada lapisan dalamnya yang menyerap air menandakan bisa menahan droplets. "Kalau masker asli lapisan dalam kan terserap air. Kalau saat Anda bersin akan diserap oleh masker," ujar dia.
Itulah beragam cara memilih masker medis terbaik agar tidak tertipu produk palsu. Tetap patuhi protokol kesehatan untuk mencegah infeksi virus corona.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cara Cek Masker Medis Asli dan Masker Palsu",
Penulis : Nur Fitriatus Shalihah
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
Selanjutnya: Cara mengembalikan penciuman pasca sembuh dari Covid-19, jangan panik ya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
