kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan telat mendeteksi campak


Kamis, 23 Februari 2017 / 13:19 WIB
Jangan telat mendeteksi campak


Reporter: Yulianita Daiva | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Campak adalah salah satu penyakit virus paling menular di dunia dan dapat menyebar dengan sangat cepat melalui udara maupun cairan tubuh. Saat penderita campak batuk atau bersin, virus akan terlepas ke udara dan dengan mudah menginfeksi orang lain di sekitarnya.

Menurut penelitian, virus campak menggunakan protein, yang disebut dengan nectin-4 di dalam diri penderita untuk menginfeksi dan berpindah ke lokasi strategis yaitu tenggorokan. Karena sangat mudah untuk menular, campak menjadi penyebab utama kematian pada anak-anak.

Ada dua jenis virus yang dapat menginfeksi campak pada manusia, yaitu rubeola dan rubella. Jenis campak dibedakan menjadi dua menurut penyebabnya, yaitu campak merah atau yang biasa disebut dengan campak keras yang disebabkan oleh virus rubeola. Jenis campak yang lainnya adalah campak Jerman yang disebabkan oleh virus rubella.

Baik campak yang disebabkan karena virus rubeola atau rubella, keduanya bersifat sangat menular. Tetapi, rubeola lebih cepat menular dibandingkan rubella.

Ari Widodo, dokter yang pernah menjabat sebagai Deputy Medical Director di SOS International Indonesia, menjelaskan, penyakit campak bisa dikenali melalui berbagai gejala yang umumnya muncul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi. Gejala tersebut antara lain:

  1.  Batuk
  2.  Nyeri tenggorokan
  3.  Badan panas
  4.  Hidung berlendir
  5.  Nyeri otot
  6.  Bercak koplik
  7.  Mata merah

Gejala awal adalah dua sampai empat hari akan munculnya bintik putih kecil di mulut bagian dalam pada hari kedua dan keempat pasca infeksi. Selanjutnya, ruam atau kemerahan di kulit yang terasa gatal akan muncul pada hari ketiga sampai kelima setelah gejala awal.

Ruam ini bisa berbentuk papula (ruam kemerahan yang menonjol) maupun berbentuk macula (ruam kemerahan yang mendatar). Awalnya ruam tampak di wajah, di depan dan bawah telinga, dan leher bagian samping. "Dalam waktu satu sampai dua hari, ruam akan menyebar ke batang tubuh, kaki, dan lengan, tetapi ruam pada bagian wajah akan memudar," terang Ari.

Cara terbaik untuk mencegah campak adalah dengan melakukan imunisasi dari kecil. Ada dua jenis vaksinasi campak yang menjadi pilihan, yaitu vaksin khusus dan vaksin MMR. Vaksin khusus yang diberikan pada umur sembilan bulan, dua tahun, dan enam tahun.

Vaksin ini termasuk dalam imunisasi wajib berdasarkan saran pemerintah. Sedangkan vaksinasi campak yang tergabung dalam vaksin MMR, diberikan pada umur 15 bulan dan diberikan lagi saat umur lima sampai enam tahun. Vaksin ini adalah vaksin gabungan untuk campak, gondongan, dan campak jerman.

Kedua vaksin ini tidak dianjurkan untuk wanita yang sedang hamil. "Tetapi wanita yang ingin hamil dan belum pernah terkena campak, bisa diberi vaksin ini dengan melakukan konsultasi dengan dokter," jelas Ari.

Jika mencurigai anak ataupun anggota keluarga lain terinfeksi campak, maka segeralah pergi ke dokter. Belum ada obat untuk mengobati campak, karena virus dan gejalanya bisa hilang dalam waktu dua sampai tiga minggu. Tetapi dokter biasanya memberikan obat untuk meredakan gejalanya.

Selain itu, ada beberapa hal yang harus dilakukan di rumah, antara lain beristirahat yang cukup untuk meningkatkan kekebalan tubuh, minum banyak cairan (minimal delapan gelas air sehari), mengonsumsi vitamin A, dan menggunakan humidifier untuk melegakan tenggorokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×