kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Jangan sembarangan mengguncang bayi, ini dampak yang bisa terjadi


Rabu, 24 Maret 2021 / 12:57 WIB
Jangan sembarangan mengguncang bayi, ini dampak yang bisa terjadi
ILUSTRASI. Jangan sembarangan mengguncang bayi, ini dampak yang bisa terjadi. Tribun Jateng/Hermawan Handaka.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Anda mungkin pernah bermain dengan bayi dan mengguncang atau melemparnya karena merasa gemas dengan si buah hati. 

Tahukah Anda, mengguncang tubuh bayi akan berpengaruh buruk pada kesehatannya? Kebiasaan tersebut bisa menyebabkan cedera yang cukup parah.

Shaken baby syndrome atau sindrom bayi terguncang, melansir dari Healthline, adalah cedera otak yang bisa dialami bayi yang mengalami guncangan yang keras. 

Mengayun, mengguncang, hingga melempar bayi dapat memicu kerusakan otak parah pada bayi. Soalnya, kepala dan leher bayi belum sempurna kuat sehingga rawan mengalami cedera. 

Guncangan yang dialami bayi membuat otak mereka membentur tempurung otak secara terus-menerus. Akibatnya otak akan lebam, membengkak, hingga terjadi pendarahan pada otak.

Selain cedera pada otak, mengguncang tubuh bayi bisa menimbulkan cedera pada tulang hingga mata mereka. 

Baca Juga: Biar buah hati lahir cerdas, 5 kebiasaan ini perlu ibu lakukan

Gejala shaken baby syndrome

Bayi di bawah usia 2 tahun biasanya sering mengalami shaken baby syndrome. Kebanyakan sindrom ini terjadi akibat sering dilempar ke atas saat sedang bermain dengan bayi. 

Orangtua biasanya menenangkan bayi dengan cara melemparnya ke atas atau mengguncang bayi, tentu tindakan ini dilakukan dengan mengontrol tenaga. 

Meskipun sudah dengan tenaga yang terkontrol, kebiasaan tersebut bisa mengakibatkan sindrom bayi terguncang.

Bayi yang mengalami sindrom ini akan menunjukkan gejala yang khas. Mengutip dari Mayo Clinic, berikut gejala bayi yang mengalami shaken baby syndrome:

  1. Sering rewel dan marah berlebihan
  2. Sulit untuk tetap terjaga. 
  3. Masalah dalam pernapasan. 
  4. Menunjukkan selera makan yang tidak baik.
  5. Sering muntah. 
  6. Kulit berwarna pucat atau kebiruan. 
  7. Kejang.
  8. Kelumpuhan hingga koma. 

Bersumber dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI, shaken baby syndrome biasanya dibarengi dengan cedera mata dan cedera tulang. 

Mata buah hati bisa mengalami pendarahan retina pada satu atau kedua mata. Sedangkan cedera tulang yang ditimbulkan akibat sering mengguncang bayi adalah patah tulang pada lengan, tungkai, dan iga. 

Untuk mencegah cedera tersebut, hindari melempar dan mengguncang tubuh bayi. Awasi buah hati saat bermain bersama orang lain agar terhindar dari kegiatan yang menimbulkan shaken baby syndrome

Selanjutnya: Panduan pendaftaran ulang calon mahasiswa Undip yang lolos SNMPTN 2021

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×