kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Jangan Asal Self Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental, Ini Bahayanya


Jumat, 16 Juni 2023 / 13:44 WIB
Jangan Asal Self Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental, Ini Bahayanya
ILUSTRASI. Jangan Asal Self Diagnosis Kondisi Kesehatan Mental, Ini Bahayanya.


Penulis: Tiyas Septiana

Akibat Self Diagnosis -  Saat ini sudah banyak masyarakat yang sadar dengan kesehatan mental. Sayangnya, banyak juga orang yang melakukan diagnosis mandiri atau self diagnosis mengenai kesehatan mental mereka.

Saat dihadapkan dalam sebuah masalah, seseorang memiliki kecenderungan untuk merasa tertekan. Kemudian akan merasa stres dan depresi ketika tidak dapat menemukan jalan keluar. 

Dosen Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Putri Saraswati menjelaskan mengenai kondisi gangguan mental ini.

Putri, mengatakan bahwa ada dua tipe individu tatkala sudah menyadari bahwa dirinya sedang depresi. 

Baca Juga: Selain Mengobati Batuk dan Masuk Angin, Ini Manfaat Kencur untuk Kesehatan

Pertama, orang yang menanganinya dengan cara yang positif seperti  bercerita ke orang terdekatnya atau pergi ke tangan yang profesional.

Tipe yang kedua adalah mereka yang justru melakukan self-diagnosis tentang kondisi kesehatan mental mereka.

“Apalagi di zaman informasi yang cepat seperti sekarang membuat konten-konten psikologi sering berseliweran. Termasuk terkait ciri-ciri orang stres. Hal itu membuat kita cenderung melakukan self-diagnosis dan itu adalah langkah yang kurang tepat,” ujarnya, dikutip dari situs UMM.

Bahaya self diagnosis kesehatan mental

Putri mengatakan bahwa self-diagnosis akan berbahaya bagi seseorang. Sebab, ketidaktahuan akan apa yang sebenarnya terjadi pada diri, membuat mereka mengikuti saran-saran dari media sosial yang bahkan keakuratannya belum jelas.

Hal ini bisa menyebabkan seseorang tersebut melakukan hal-hal yang tidak berkaitan bahkan berbahaya.

“Pada dasarnya, setiap individu pastinya mempunyai tekanan dan setiap individu memerlukannya untuk bisa belajar untuk merespon masalah. Tinggal bagaimana ia menyikapinya, dengan cara yang baik atau tidak, ” jelas psikolog Pusat Layanan Psikologi UMM.

Jika sebuah masalah ditanggapi dengan tidak baik, maka individu bisa merasa tertekan hingga stres dan depresi

Ia menjelaskan bahwa tidak semua orang mampu menyadari bahwa dirinya sedang depresi. Terutama mereka yang awam dan tidak paham. 

Baca Juga: Catat 7 Manfaat Daun Singkong Untuk Kesehatan, Mampu Tingkatkan Nafsu Makan

Beberapa ciri orang yang depresi yakni mereka sering kali murung dan tidak bersemangat. Kemudian berakibat pada kurangnya tidur dan asupan nutrisi yang masuk kedalam tubuh. Auranya juga cenderung negatif. 

Ketika mendapati teman atau keluarga yang seperti itu, Putri menyarankan orang-orang terdekat untuk menemani dan mendengarkan keluh kesahnya. 

Apalagi orang depresi biasanya tidak dapat berpikir secara jernih dan cenderung berputar dalam masalah yang sedang dialami.

Terakhir, ia juga berpesan agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan konten di media sosial. Terutama yang mengangkat tema gangguan psikologi. 

Sebab, hanya tenaga profesional saja yang boleh mendiagnosa apakah seseorang mengalami depresi atau tidak. 

“Mulai sekarang, jangan mengisi pikiran dengan informasi yang negatif karena akan berdampak buruk dari sisi psikologis dan juga fisik. Lebih banyaklah untuk menyayangi diri sendiri karena hanya diri kita sendirilah yang  akan menjalani hari yang panjang,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×