Penulis: Belladina Biananda
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Feses yang dikeluarkan bayi memang lebih lunak daripada feses yang dikeluarkan orang dewasa. Namun, diare pada bayi terjadi saat feses yang keluar terlalu lunak dan mengandung banyak air. Jika dibiarkan dan tak mendapat perawatan yang tepat, kondisi kesehatan bayi bisa terganggu.
Penyebab Diare Pada Bayi
Web MD (webmd.com) mengatakan bahwa ada banyak hal yang menyebabkan bayi mengalami diare. Mulai dari keracunan, mengonsumsi terlalu banyak jus buah, alergi makanan, atau sensitif terhadap jenis obat tertentu, dan infeksi virus, parasit, dan bakteri.
Bayi bisa mengalami infeksi-infeksi tersebut dari makanan atau air yang tak bersih. Virus, bakteri, dan parasit bisa masuk ke tubuh bayi saat tangan yang digunakan untuk menyentuh makanan dan air tak bersih masuk ke mulut.
Gejala Diare Pada Bayi
Saat diare tak ditangani dengan tepat, tubuh bayi bisa mengalami dehidrasi karena mengeluarkan air dan elektrolit lebih banyak. Web MD mengatakan bahwa diare menyebabkan bayi dehidrasi dalam waktu singkat, yaitu satu hingga dua hari.
Baca Juga: Jangan cemas, ini cara menangani diare pada anak
Anda perlu memerhatikan tanda-tanda yang muncul supaya bisa memberikan perawatan yang tepat. Beberapa gejala diare yang perlu Anda waspadai adalah jarang buang air kecil, mulut kering, menangis tanpa air mata, dan rewel.
Jika bayi mengalami gejala-gejala tersebut, segera periksakan ke dokter. Apalagi jika bayi mengalami gejala yang lebih parah, seperti demam, sakit perut, muntah, dan feses yang berwarna gelap karena mengandung darah.
Cara Mengatasi Diare Pada Bayi
Biasanya, dokter tak menyarankan bayi mengonsumsi obat antidiare. Namun, saat Anda memeriksakan bayi, dokter akan meresepkan antibiotik atau antiparasit sesuai dengan infeksi apa yang dialami oleh bayi.
Jika diare yang dialami oleh bayi sangat parah hingga menyebabkan tubuhnya sangat dehidrasi, biasanya bayi perlu dirawat di rumah sakit. Untuk menghindari hal tersebut, Anda bisa memberikan cairan rehidrasi oral yang bisa Anda beli di apotek.
Baca Juga: Mengenal disentri pada anak, gejala, pencegahan, dan pengobatannya
Apabila bayi sudah bisa mengonsumsi makanan padat, cobalah untuk memberikan pisang atau sereal hingga diare yang dialami berhenti. Namun, bila bayi masih mengonsumsi ASI, maka ibulah yang perlu mengatur makanan yang dikonsumsi.
Jangan sampai mengonsumsi makanan yang memperparah diare bayi. Misalnya, makanan berminyak, makanan berserat tinggi, produk olahan susu, dan minuman serta makanan manis. Untuk menghindari penularan, sebaiknya bersihkan popok bayi secara rutin.
Selanjutnya: Tips menangani diare pada anak, pastikan punya Oralit
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News