kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inilah efek terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan


Rabu, 06 Februari 2019 / 11:19 WIB
Inilah efek terlalu banyak mengonsumsi makanan olahan


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Makanan olahan sangat akrab dalam keseharian masyarakat Indonesia. Namun tahukah kamu apa yang dimaksud makanan olahan? Academy of Nutrition and Dietetics mendefinisikan makanan olahan sebagai makanan yang “dimasak, dikalengkan, dibekukan, dikemas, atau diubah komposisi nutrisinya”.

Meski kebanyakan dari kita biasa membelinya, namun konsumsi makanan olahan secara berlebihan sebetulnya tidak baik bagi kesehatan. Dilansir dari laman Insider, berikut dampak buruk yang mungkin kamu alami jika mengkonsumsi terlalu banyak makanan olahan:

1. Masalah pencernaan

Direktur kesehatan masyarakat, pencegahan dan promosi kesehatan di University of Arizona College of Medicine, Dr. Farshad Fani Marvasti, MPH menjelaskan bahwa makanan olahan apapun berisiko mengakibatkan masalah pencernaan. “Makanan-makanan tersebut memiliki tambahan zat kimia dan berpotensi sulit dicerna dan diproses oleh tubuh,” kata Marvasti.

Selain itu, zat-zat tersebut bisa menjadi racun bagi bakteri baik di tubuh. Untuk mengetahui perbedaan makanan alami dan olahan adalah dengan membaca daftar bahan-bahannya. “Jika kamu tidak mengenali nama bahannya, maka bahan tersebut cenderung tidak alami dan berpotensi mengganggu pencernaan serta masalah kesehatan lainnya,” kata dia.

2. Gangguan berpikir

Terlalu banyak konsumsi makanan olahan tinggi gula dan karbohidrat sederhana juga bisa menyebabkan gangguan berpikir atau yang kerap dikenal dengan istilah brain fog. Asisten dokter berlisensi Kate Martino, MS, PA-C menjelaskan, konsumsi makanan olahan terlalu sering akan mengakibatkan defisiensi sejumlah zat gizi.

Di antaranya vitamin, mineral dan antioksidan yang dibutuhkan untuk menambah energi dan kejernihan otak. Akibatnya, kita akan lebih sulit fokus dan mengerjakan tugas-tugas dengan baik, serta kehilangan energi.

“Kemasan makanan olahan umumnya menyebutkan makanan yang kita konsumsi memiliki banyak nutrisi. Padahal ketika dibandingkan dengan makanan alami makanan-makanan tersebut jelas kekurangan nutrisi,” ujarnya.

3. Gula darah rendah 

Ketika kita mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat sederhana, gula darah kita akan meningkat. Sebagai upaya untuk menurunkannya dengan cepat (sebab tubuh membutuhkan gula darah normal), dilakukanlah sekresi insulin.

Semakin tinggi gula darah, semakin banyak sekresi insulin yang dilakukan. Hal itu seringkali menyebabkan gula darah justru jatuh ke angka yang sangat rendah. “Hal ini akan menimbulkan rasa lapar, tubuh terasa lemah, tubuh “haus” akan karbohidrat, serta peningkatan nafsu makan,” kata Martino.

4. Sulit berhenti makan

Martino mengatakan, makanan olahan seringkali terasa sangat memuaskan. Artinya, setiap kita makan kita akan selalu mendapatkan respons positif. Kondisi ini akan memotivasi diri kita untuk makan lebih sebagai bagian dari bertahan hidup.

Padahal, kebanyakan makanan olahan mengandung pemanis dan lemak lebih banyak serta memiliki tekstur spesifik yang membuat siapapun yang memakannya merasa lebih puas. “Hal ini akan membuat kita lebih susah berhenti makan meskipun sudah merasa kenyang dan sulit menahan nafsu makan yang muncul,” kata dia.

Martino kemudian menyinggung soal salah satu pasiennya yang menjadi kurang disiplin dalam menjalankan pola makan. Biasanya hal itu disebabkan terlalu banyak konsumsi makanan olahan.

5. Resistensi insulin

Ahli gizi teregistrasi, Linzi Cruz, LDN, CLT menjelaskan bahwa ketika kita mengkonsumsi makanan olahan dengan sirup jagung tinggi fruktosa kita akan memaksa hati untuk mengeluarkan lebih banyak gula, meningkatkan level glukosa darah dan berkontribusi meningkatkan produksi insulin untuk menetralkan kondisi tersebut.

Namun, Cruz mengatakan bahwa terlalu banyak perbaikan insulin di sekitar sel bisa menyebabkan resistensi insulin. Hal itu adalah penyebab awal pre-diabetes dan obesitas.

6. Gangguan kecemasan

Ketika kecemasan menyerang, tidak asing jika kita mencari cemilan tinggi gula atau makanan olahan lainnya. Sayangnya, semakin banyak konsumsi makanan-makanan tersebut, kecemasanmu akan semakin meningkat.

Cruz mengatakan, ada sejumlah studi yang dilakukan untuk mendalami bagaimana makanan-makanan olahan bisa menghilangkan banyak nutrisi penting, seperti Vitamin B, omega 3, magnesium, dan nutrisi kunci lainnya yang berdampak pada kesehatan mental dan mencegah gangguan mental.

7. Mengganggu pola tidur

Salah satu hal yang bisa mengganggu keseimbangan ritme sirkadian adalah dengan konsumsi makanan olahan sebelum tidur. “Terlalu banyak karbohidrat olahan serta terlalu sedikit protein dan lemak sehat bisa meningkatkan adrenalin,” kata Cruz.

Konsumsi makanan-makanan manis di malam hari bisa membuat adrenalin melonjak dan hal itu merusak pola alami serotonin dan seringkali mengganggu pola tidur. (Nabilla Tashandra)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 7 Hal yang Terjadi Jika Terlalu Banyak Mengonsumsi Makanan Olahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×