kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Inilah daftar vaksin Covid-19 yang akan disetujui WHO dalam waktu dekat


Rabu, 27 Januari 2021 / 12:10 WIB
Inilah daftar vaksin Covid-19 yang akan disetujui WHO dalam waktu dekat


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Genewa. Vaksinasi virus corona bakal berjalan lebih cepat dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya, jumlah vaksin Covid-19 yang mendapat izin edar bakal bertambah.

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) berencana menyetujui sejumlah vaksin Covid-19 dalam beberapa minggu sampai bulan mendatang. Melansir CNA, 21 Januari 2021, hal ini bertujuan untuk meluncurkan vaksin Covid-19 dengan cepat di negara-negara miskin.

Covax, skema global pendistribusian vaksin yang dipimpin WHO, berkeinginan mengirimkan setidaknya 2 miliar dosis vaksin Covid-19 di seluruh dunia tahun ini, dengan setidaknya sebanyak 1,3 miliar dikirimkan ke negara-negara miskin.

Namun sejauh ini, Covax masih berjuang untuk mengamankan suntikan yang cukup karena kekurangan dana, sedangkan negara-negara kaya telah memesan vaksin Covid-19 dalam jumlah besar untuk negaranya masing-masing. Persetujuan peraturan terkait vaksin Covid-19 menjadi kunci untuk memastikan keefektifan dan keamanan vaksin.

Sebagian besar negara miskin mengandalkan otorisasi WHO untuk mendapatkan vaksin Covid-19, lantaran mempunyai kapasitas pengaturan yang terbatas. Oleh karena itu, WHO mempercepat persetujuan darurat dari vaksin Covid-19.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac dosis kedua dimulai, ini akibatnya jika tertunda

Kalender sementara WHO

Dokumen Covax memaparkan, vaksin Covid-19 yang dikembangkan AstraZeneca dan diproduksi Serum Institute of India dapat disahkan WHO pada Januari atau Februari. Sementara itu, vaksin yang diproduksi di Korea Selatan di SK Bioscience, berdasarkan kalender sementara yang diterbitkan WHO, dapat disetujui Badan PBB pada paruh kedua Februari.

Adapun WHO telah mengesahkan vaksin Covid-19 yang dikembangkan Pfizer BioNTech pada akhir Desember lalu. Covax awalnya tidak memasukkan suntikan Pfizer-BioNTech dalam daftar pilihannya untuk pembelian vaksin Covid-19 di awal.

Untuk vaksin Covid-19 Moderna, kalender persetujuan sementara menunjukkan persetujuan WHO bagi vaksin yang didasarkan pada teknologi mRNA, diberikan pada akhir Februari. Vaksin Moderna Covid-19 telah disetujui di banyak negara termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa.

Sedangkan, vaksin Covid-19 buatan Johnson & Jonhson, yang mempunyai perjanjian tidak mengikat untuk memasok Covax dengan 500 juta dosis selama jangka waktu yang tidak ditentukan, diharapkan mendapatkan persetujuan WHO paling cepat pada Mei atau Juni.

Sejauh ini, Johnson & Johnson belum mempublikasikan hasil uji klinis fase III dari vaksinnya, namun UE telah menyampaikan pihaknya mengharapkan perusahaan untuk mengajukan persetujuan paling cepat Februari. WHO juga tengah mempertimbangkan kemungkinan persetujuan cepat untuk dua vaksin China, Sinopharm dan Sinovac. Keduanya telah mengajukan ke WHO, dan tengah dilakukan peninjauan, dengan keputusan paling cepat pada Maret.

Sinopharm mengajukan permohonan untuk dua vaksin Covid-19, tapi kemungkinan persetujuan pada Maret hanya menyangkut yang dikembangkan oleh afiliasinya yang berbasis di Beijing, Institut Produk Biologi Beijing (BIBP), yang telah banyak digunakan untuk inokulasi di China.

Sedangkan, Sinovac belum merilis hasil uji coba fase III secara global, tapi vaksinnya telah disetujui untuk penggunaan darurat di negara-negara termasuk Brasil, Indonesia dan Turki.

Sebagai tambahan informasi, persetujuan WHO tidak secara otomatis mengarah pada pembelian melalui Covax, namun hal ini juga dapat memfasilitasi peluncuran di negara-negara miskin yang memperoleh vaksin secara langsung.

Sementara itu, belum ada jadwal sementara untuk kemungkinan persetujuan vaksin Sputnik V Rusia, meskipun pengembangnya telah mengajukan dokumentasi yang relevan. Adapun vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca yang dikembangkan bersama Universitas Oxford telah mendapatkan persetujuan darurat di Inggris, sedangkan keputusan di Uni Eropa dan Amerika Serikat telah dekat.

Covax mempunyai kontrak pasokan vaksin dengan AstraZeneca dan SII untuk sekitar 400 juta dosis dan opsi ratusan juta lebih, meski waktu pengirimannya belum pasti.

Jangan panik

WHO menyampaikan, tidak ada yang perlu panik untuk mendapatkan akses ke vaksin Covid-19, karena setiap orang yang menginginkannya akan mendapatkan vaksin. Asisten Direktur Jendeal WHO Mariangela Simao menuturkan, Badan Kesehatan PBB tengah bekerja untuk memastikan akses ke jab virus corona di seluruh dunia. "Tidak ada yang perlu panik, karena Anda akan mendapatkan vaksin. Kami telah bekerja sangat keras untuk memastikan bahwa semua negara, semua populasi, memiliki kesempatan untuk mengakses vaksin ini," ujar Simao.

Sekitar 50 negara telah memulai kampanye vaksinasi, dengan lebih dari 40 di antaranya merupakan negara berpenghasilan tinggi. Fasilitas Covax yang dipimpin bersama WHO, upaya pengadaan dan distribusi vaksin yang dikumpulkan secara global, telah mencapai kesepakatan dengan lima produsen untuk 2 miliar dosis vaksin.

Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 bagi 20 persen populasi di setiap negara yang berpartisipasi pada akhir tahun, dengan pendanaan yang tercakup untuk 92 ekonomi berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah. "Kami mengharapkan dosis pertama mencapai negara-negara pada akhir Februari," kata Simao.

Menurut tinjauan umum WHO tentang kandidat vaksin Covid-19, sebanyak 64 telah diuji pada manusia, dengan 22 di antaranya telah mencapai pengujian massal tahap akhir. Sebanyak 173 calon vaksin Covid-19 tengah dikembangkan di laboratorium dengan tujuan untuk uji coba pada manusia.

Kepala ilmuwan WHO Soumya Swaminathan menyambut baik dan menurutnya penting untuk memiliki beragam vaksin Covid-19 dengan sifat berbeda.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "WHO Rencanakan Persetujuan Beberapa Vaksin Covid-19, Apa Saja?"

 
Penulis : Mela Arnani
Editor : Sari Hardiyanto

Selanjutnya: Kasus Covid-19 tembus 1 juta, ini cara membedakan gejala corona dengan flu biasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×