Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Seberapa efektif vaksin mengatasi ancaman varian baru virus corona? Pertanyaan ini muncul mengingat banyak varian baru virus corona yang terdeteksi setelah program vaksinasi bergulir di berbagai negara.
Varian yang menjadi penyebab banyak kasus infeksi virus corona di masa kini, seperti B.1.1.7, varian B.1.351 dan varian P.1, jelas muncul setelah para ahli mengembangkan vaksin Covid-19. Pengembangan vaksin mulai bergulir begitu data susunan genetika SARS-CoV-2, yang merupakan nama resmi virus corona, dirilis ke publik pada 10 Januari 2020.
Sedang varian B.1.1.7 pertama kali terdeteksi di Inggris pada September 2020. Sejak teridentifikasi, virus telah beredar cepat. Hingga per Maret tahun ini, varian ini telah menjadi penyebab banyak kasus infeksi baru Covid-19 di Inggris. Kasus Covid-19 yang disebabkan B.1.1.7 sekarang ditemukan di lebih dari 50 negara, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Mencegah Covid-19 karena mutasi virus corona B117, ini saran epidemiolog
Kemunculan B.1.351 lebih lambat dari B.1.1.7. Namun sejak teridentifikasi Oktober tahun lalu, varian ini kini menjadi penyebab utama infeksi Covid 19 di Afrika Selatan. Kasus infeksi akibat varian ini kini tercatat di sekitar 20 negara, termasuk Jepang dan Norwegia.
Sedang P.1 pertama kali terdeteksi menginfeksi seorang turis asal Brazil yang sedang mengunjungi Tokyo, Jepang, di awal tahun ini. Pada bulan Maret, varian ini disebut sebagai penyumbang separuh dari kasus infeksi baru di Manaus, ibukota negara bagian Amazon, Brazil.
Mengutip BBC, ketiga varian virus corona ini mengalami perubahan struktur protein. Ini yang menyebabkan ketiga varian terkesan memiliki daya tular yang lebih tinggi. Varian dari Afrika Selatan dan Brazil, bahkan, mengalami mutasi yang memungkinkannya menghindar dari sel antibodi manusia.
Baca Juga: Bukan cuma ke Indonesia, 2 virus corona Inggris juga menyusupi Malaysia
Kemampuan penularan yang meningkat, termasuk kemampuan mengakibatkan reinfeksi itu, memicu kesan bahwa varian-varian baru ini lebih berbahaya dibandingkan versi virus corona terdahulu. Namun para ahli yang dikutip BBC, menyatakan belum ada bukti bahwa varian baru ini mengakibatkan dampak yang lebih merusak terhadap kesehatan manusia yang terinfeksi.
Seperti varian virus corona terdahulu, ketiga varian ini menimbulkan risiko yang kesehatan yang lebih tinggi bagi warga senior. Risiko lebih tinggi akibat terinfeksi virus corona varian baru juga membayangi orang-orang yang memiliki penyakit penyerta alias komorbid.
Hasil penelitian sementara menunjukkan vaksin-vaksin yang sudah tersedia masih manjur menghadapi varian-varian baru, terutama varian B.1.1.7 yang berasal dari Inggris. Catatan saja, varian ini sudah terdeteksi sebagai penyebab kasus infeksi seorang warga Indonesia yang baru saja mengunjungi luar negeri.