Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Ultraviolet A umumnya adalah cahaya matahari yang muncul pada jam 05.30 pagi hingga 07.00 pagi, atau tepatnya saat matahari mulai beranjak naik dan gelombang cahaya matahari sedang panjang. Sedangkan, sinar matahari ultraviolet B merupakan gelombang cahaya yang pendek. Jadi, inilah jenis cahaya matahari yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ultraviolet B bisa Anda dapatkan saat sinar matahari naik, yakni sekitar jam 10.00 pagi hingga 15.00 siang. Selain itu, sebuah penelitian lain mengungkapkan alasan bahwa waktu terbaik untuk mendapatkan sinar matahari adalah siang hari. Sebab, pada waktu tersebut risiko kanker kulit jenis cutaneous malignant melanoma (CMM) tergolong paling rendah.
Paparan sinar matahari yang didapatkan antara jam 10.00-15.00 dapat memicu produksi vitamin D, yang dapat bertahan dua kali lebih lama dalam darah, jika dibandingkan dengan vitamin D yang dikonsumsi dalam bentuk suplemen atau makanan.
Baca Juga: Jangan abaikan, ini 5 gejala ringan virus corona
Meski demikian, pada rentang jam tersebut, risiko kulit terbakar matahari pun dapat meningkat karena paparan sinar matahari cukup menyengat. Oleh karena itu, kita perlu membatasi waktu berjemur di bawah sinar matahari selama 10-20 menit saja.
Cahaya matahari yang terbaik adalah yang menyinari tubuh secara langsung, bukan hanya sekadar membuat tubuh mengeluarkan keringat. Jadi, upayakan kulit mendapat sinar matahari secara langsung, ya.
Baca Juga: Cuci tangan dengan sabun mampu membunuh virus corona, ini cara kerjanya