Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - Peningkatan jumlah kasus Covid-19 beberapa hari terakhir telah mendorong pemerintah memperketat protokol kesehatan. Karena itu, setiap orang sebaiknya menjaga diri sendiri dan juga mulai mengecek apakah mereka memiliki gejala Covid-19 atau tidak Salah satunya dengan mengecek batuk yang dialami.
Batuk adalah bentuk pertahanan alami tubuh untuk mengeluarkan zat penyebab iritasi, seperti lendir, serbuk sari, asap atau alergen.
Dalam kasus virus corona, batuk umumnya dirasakan oleh sebagian besar pasien bergejala. Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, tercatat 70% pasien positif bergejala menderita batuk.
Bagaimana cara membedakan batuk karena Covid-19 dan batuk biasa? Mengingat Covid-19 mengiritasi jaringan paru-paru, maka batuk menjadi kering dan berkepanjangan. Batuk itu disertai dengan sesak napas dan nyeri otot.
Baca Juga: Simak 17 aturan baru yang wajib dipatuhi selama PSBB Jakarta mulai hari Senin (14/9)
Saat virus mulai berkembang, jaringan paru-paru dipenuhi dengan cairan dan Anda mungkin merasa lebih sesak napas saat tubuh berjuang untuk mendapatkan cukup oksigen.
Beda batuk kering dan basah
Dikutip dari Science Alert, 17 April 2020, batuk basah mengeluarkan dahak dari saluran pernapasan bagian bawah ke dalam mulut. Bunyi batuk basah ini disebabkan oleh cairan di saluran napas dan dapat disertai dengan suara mengi saat menarik napas.
Saluran napas bagian bawah memiliki lebih banyak kelenjar sekretorik daripada tenggorokan Anda, itulah sebabnya infeksi saluran pernapasan bagian bawah menyebabkan batuk basah.
Baca Juga: Ahli virologi China klaim punya buksi virus Covid-19 dibuat di laboratorium Wuhan
Sementara itu, batuk kering tidak menghasilkan dahak. Biasanya dimulai di bagian belakang tenggorokan dan menghasilkan suara kasar.
Batuk kering tidak melegakan saluran pernapasan sehingga penderita sering menggambarkannya sebagai batuk yang tidak memuaskan.
Senior Consultant Pulmonary Critical Care Medicine, Aster Prime Hospital, Dr Ravindra Nallagonda mengatakan, batuk kering terjadi karena terdapat peradangan atau iritasi pada saluran pernapasan.
"Orang mungkin merasakan atau mengalami rasa geli atau serak di bagian belakang tenggorokannya yang juga bisa memicu refleks batuk," kata dia, dikutip dari Times of India, 1 April 2020.
Batuk kering yang menandakan seseorang menderita virus corona adalah:
- Batuk kering terus menerus
- Batuk yang terjadi setidaknya dalam waktu setengah hari
- Tidak terjadi sesekali hanya karena berdehem atau ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokan
- Batuk ini merupakan sesuatu yang baru dirasakan penderita.
Batuk biasa
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit CDC), batuk yang terjadi pada penderita influenza sering terjadi secara tiba-tiba. Penderita pun akan sembuh dalam waktu yang relatif singkat, yaitu kurang dari dua minggu.
Selain itu, batuk yang terjadi pada orang yang menderita flu akan disertai dengan pilek dan bersin-bersin, sementara penderita Covid-19 tidak mengalami itu.
Artinya, seseorang yang menunjukkan batuk disertai dengan pilek dan didahului oleh fase bersin, dimungkinkan ia terkena flu biasa, dikutip dari Business Insider, 12 Maret 2020.
Baca Juga: Jakarta perketat PSBB, Gubernur Ganjar: Kami siap siaga
Kapan harus khawatir?
Jika menderita batuk kering dan mencurigai adanya infeksi virus corona, Anda harus mewaspadai gejala lain, seperti demam tinggi yang berlangsung lama, hilangnya rasa atau penciuman, sesak napas, dan masalah pencernaan.
Sementara, hal yang bisa dilakukan adalah meminum obat-obatan untuk meredakan batuk. Jika batuk terus-menerus, Anda bisa menggunakan bantal yang ditinggikan saat tidur. Hal ini dapat membantu mengurangi dan meredakan iritasi. (Ahmad Naufal Dzulfaroh)
Selanjutnya: Masih belum lenyap, begini cara penyebaran virus corona menurut WHO
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Beda Batuk karena Covid-19 dan Batuk Biasa, Kapan Harus Khawatir?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News