kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.912   12,00   0,08%
  • IDX 7.199   58,54   0,82%
  • KOMPAS100 1.106   11,37   1,04%
  • LQ45 878   11,64   1,34%
  • ISSI 221   1,06   0,48%
  • IDX30 449   6,23   1,41%
  • IDXHIDIV20 540   5,82   1,09%
  • IDX80 127   1,42   1,13%
  • IDXV30 134   0,44   0,33%
  • IDXQ30 149   1,71   1,16%

Ini gejala tifus yang harus Anda ketahui


Rabu, 21 Oktober 2020 / 20:12 WIB
Ini gejala tifus yang harus Anda ketahui
ILUSTRASI. Ilustrasi. Seorang perempuan menunjukkan gejala tipus yakni sakit kepala dan kelelahan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak sedikit orang yang sering salah mengidentifikasi penyakit tifus dan DBD. Agar tidak salah, ini gejala penyakit tifus yang harus Anda pahami.   

Penyakit tifus sering disalahsangka dengan penyakit lain, salah satunya DBD. Ini karena keduanya memiliki gejala awal yang mirip yaitu demam selama berhari-hari. 

Baca Juga: Perhatian! Ini makanan yang harus dihindari oleh penderita tipes

Namun, sebenarnya, keduanya memiliki gejala khas masing-masing. Tifus (tipes) adalah infeksi bakteri yang dapat menyebar ke seluruh tubuh, mempengaruhi banyak organ. 

Tanpa pengobatan yang tepat, tifus dapat menyebabkan komplikasi serius dan bisa berakibat fatal. 

Tifus disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi, yang berkaitan dengan bakteri salmonella, penyebab keracunan makanan. 

Demam tifoid sangat menular. Biasanya, penularan terjadi lewat feses, atau dalam kasus yang lebih jarang, yakni lewat urin. 

Jika Anda makan makanan atau minum air yang telah terkontaminasi dengan kotoran atau urine yang terinfeksi , bakteri bisa masuk ke dalam tubuh, lalu Anda akan mulai merasakan gejala demam tifoid. 

Siapa berisiko? Demam tifoid umum terjadi di wilayah yang memiliki sanitasi yang buruk dan terbatasnya akses ke air bersih. 

Di seluruh dunia, anak-anak adalah kelompok masyarakat yang dianggap paling berisiko. Ini mungkin karena sistem kekebalan tubuh mereka masih berkembang. 

Namun, anak-anak dengan demam tifoid cenderung memiliki gejala yang lebih ringan daripada orang dewasa. 

Gejala demam tifoid 

Gejala demam tifoid biasanya berkembang dalam waktu satu atau dua minggu setelah seseorang terinfeksi bakteri Salmonella typhi. Dengan pengobatan yang tepat, gejala akan membaik dalam waktu tiga sampai lima hari. 

Jika diobati, gejala akan memburuk dalam hitungan waktu beberapa minggu, dan berisiko menimbulkan komplikasi yang mengancam nyawa. 

Tanpa pengobatan, tifus bisa saja sembuh jika daya tahan tubuh Anda sangat kuat, tapi makan waktu berminggu-minggu, atau bahkan berbulan-bulan. Gejala umum tifus mencakup:  

  • Suhu tinggi, yang dapat mencapai hingga 39-40C terutama pada sore dan malam hari. 
  • Sakit kepala 
  • Sakit otot
  • Sakit perut 
  • Menghilangnya selera makan 
  • Sembelit atau diare (orang dewasa cenderung memderita sembelit sedangkan anak-anak cenderung menderita diare) 
  • Ruam berupa bintik-bintik merah muda kecil 
  • Lelah dan lesu 
  • Kebingungan, seperti tidak tahu di mana Anda berada atau apa yang terjadi di sekitar Anda. 

Komplikasi tifus 

Komplikasi yang disebabkan oleh tifus biasanya hanya terjadi pada orang yang belum diobati dengan antibiotik yang tepat atau yang terlambat berobat. 

Dalam kasus seperti ini, sekitar satu dari 10 orang mengalami komplikasi. Biasanya, komplikasi berkembang pada minggu infeksi. 

Dua komplikasi yang paling umum pada demam tifoid yang tidak diobati adalah: 

  • Pendarahan internal dalam sistem pencernaan. 
  • Perforasi bagian sistem pencernaan atau usus, yang menyebarkan infeksi ke jaringan di dekatnya. 

Pendarahan internal 

Kebanyakan perdarahan yang terjadi pada tifus tidak mengancam jiwa, tetapi bisa membuat Anda merasa sangat tidak enak. Gejala pendarahan internal antara lain adalah: 

  • Merasa lelah sepanjang waktu 
  • Sesak napas 
  • Kulit pucat 
  • Detak jantung tak teratur 
  • Muntah darah 
  • Feses berwarna sangat gelap 

Transfusi darah mungkin diperlukan untuk mengganti darah yang hilang, dan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki organ yang mengalami pendarahan. 

Perforasi 

Perforasi berpotensi menimbulkan komplikasi yang sangat serius. Hal ini terjadi karena bakteri yang hidup di dalam sistem pencernaan Anda dapat berpindah ke perut dan menginfeksi lapisan perut (peritoneum). 

Kondisi ini dikenal dengan sebutan peritonitis. Peritonitis adalah keadaan darurat medis, karena seharusnya jaringan peritoneum steril (bebas kuman). 
Tidak seperti bagian lain dari tubuh, seperti kulit, peritoneum tidak memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan infeksi. 

Pada peritonitis, infeksi dengan cepat dapat menyebar ke dalam darah (sepsis), sebelum menyebar ke organ lain. Ini membawa risiko kegagalan organ-organ tubuh. Jika tidak diobati dengan benar, peritonitis dapat menyebabkan kematian. 

Gejala yang paling umum dari peritonitis adalah sakit perut tiba-tiba yang dengan cepat semakin memburuk. Penderita peritonitis sebaiknya dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberi suntikan antibiotik. 

Pembedahan mungkin akan dilakukan untuk menutup lubang di dinding usus.(Lily Turangan) 

Baca Juga: Yuk ingat-ingat kembali cara mencuci tangan yang benar agar tubuh tetap sehat

Selanjutnya: Awas keliru, ini beda gejala asma dan pneumonia yang harus Anda ketahui

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Gejala Tifus dan Risiko Komplikasinya"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×