Reporter: kompas.com | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tidak sedikit orang yang bingung membedakan penyakit tifus dengan Demam Berdarah Degue (DBD). Maklum saja, kedua penyakit ini memiliki gejala awal yang mirip. Namun, sebenarnya tifus dan DBD memiliki gejala yang khas.
Mengutip dari Nhs.uk, Tifus disebabkan oleh bakteri yang disebut Salmonella typhi. Umumnya, orang yang menderita tifus diakibatkan terinfeksi bakteri lewat makanan.
Baca Juga: Anda menderita radang tenggorokan? Segera sembuhkan dengan cara ini
Penderita tifus harus diberikan penanganan yang tepat. Bila tidak, penderita akan mengalami komplikasi serius yang berakibat fatal.
Agar tidak telat memberikan penanganan, ada baiknya Anda mengenali gejala umum tifus yakni.
- Suhu tinggi mencapai hingga 39-40C terutama pada sore dan malam hari.
- Sakit kepala
- Sakit otot
- Sakit perut
- Kehilangan selera makan
- Sembelit atau diare (orang dewasa cenderung memderita sembelit sedamgkan anak-anak cenderung menderita diare)
- Ruam berupa bintik-bintik merah muda kecil
- Lelah dan lesu
- Kebingungan, seperti tidak tahu di mana Anda berada atau apa yang terjadi di sekitar Anda.
Komplikasi tifus
Komplikasi yang disebabkan oleh tifus biasanya hanya terjadi pada orang yang belum diobati dengan antibiotik yang tepat atau yang terlambat berobat.
Dalam kasus seperti ini, sekitar satu dari 10 orang mengalami komplikasi. Biasanya, komplikasi berkembang pada minggu infeksi.
Dua komplikasi yang paling umum adalah
- Pendarahan internal dalam sistem pencernaan.
- Perforasi bagian sistem pencernaan atau usus, yang menyebarkan infeksi ke jaringan di dekatnya.
Pendarahan internal
Kebanyakan perdarahan yang terjadi pada tifus tidak mengancam jiwa, tetapi bisa membuat penderita merasa sangat tidak enak.
Gejala pendarahan internal antara lain adalah:
- Merasa lelah sepanjang waktu
- Sesak napas
- Kulit pucat
- Detak jantung tak teratur
- Muntah darah
- Feses berwarna sangat gelap
Tansfusi darah mungkin diperlukan untuk mengganti darah yang hilang, dan operasi dapat dilakukan untuk memperbaiki organ yang mengalami pendarahan.
Perforasi
Perforasi berpotensi menimbulkan komplikasi yang sangat serius. Hal ini terjadi karena bakteri yang hidup di dalam sistem pencernaan penderita bisa berpindah ke perut dan menginfeksi lapisan perut (peritoneum). Kondisi ini dikenal dengan sebutan peritonitis.
Peritonitis adalah keadaan darurat medis, karena seharusnya jaringan peritoneum steril (bebas kuman). Tidak seperti bagian lain dari tubuh, seperti kulit, peritoneum tidak memiliki mekanisme pertahanan untuk melawan infeksi.
Pada peritonitis, infeksi dengan cepat menyebar ke dalam darah (sepsis), sebelum menyebar ke organ lain. Ini membawa risiko kegagalan organ-organ tubuh.
Jika tidak diobati dengan benar, peritonitis bisa menyebabkan kematian. Gejala yang paling umum dari peritonitis adalah sakit perut tiba-tiba yang dengan cepat semakin memburuk.
Penderita peritonitis sebaiknya dirawat di rumah sakit. Pasien akan diberi suntikan antibiotik. Pembedahan mungkin akan dilakukan untuk menutup lubang di dinding usus.(Lily Turangan)
Baca Juga: Waspada penyakit DBD, yuk kenali gejala penyakit mematikan ini
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Gejala Tifus dan Risiko Komplikasinya",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News