kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Ini efek negatif jika anak SD dapat banyak PR


Selasa, 21 Maret 2017 / 09:10 WIB
Ini efek negatif jika anak SD dapat banyak PR


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

JAKARTA. Sebagian anak bisa bebas bermain sepulang sekolah karena guru tidak memberikan PR, atau guru memberikan PR tapi tidak terlalu banyak.

Sebagian anak sisanya, ada yang tetap sibuk walau sudah sampai di rumah, karena memiliki pekerjaan rumah yang sangat banyak. Berbahayakah pekerjaan rumah terlalu banyak bagi anak-anak? Dan bagaimana idealnya?

Dilansir dari Healthline.com, Asosiasi Pendidikan Nasional di AS merekomendasikan bahwa anak kelas satu sekolah dasar, sebaiknya hanya 10 menit mengerjakan pekerjaan rumah, anak di kelas dua selama 20 menit dan seterusnya.

Pekerjaan rumah yang terlalu banyak dapat menyakiti kesehatan anak dengan cara seperti di bawah ini:

1. Pekerjaan rumah bisa memengaruhi berat badan

Ketika anak-anak pulang, lalu menghabiskan sebagian besar waktunya di meja belajar, kira-kira apa yang tidak bisa mereka lakukan? Menjadi aktif secara fisik.

Sebuah studi juga menemukan, anak-anak yang menghabiskan waktu 30 menit atau lebih untuk menuntaskan pekerjaan rumah setiap malam, memiliki tingkat stres yang tinggi. Anak yang stres, cenderung menjadi gemuk.

Selama ini, kita tahu bahwa hormon yang dilepaskan tubuh ketika seseorang stres atau kurang tidur, dapat memicu nafsu makan berlebihan.

Aktivitas fisik yang kurang semakin menambah rumit keadaan, membuat risiko obesitas semakin tinggi.

2. Pekerjaan rumah dapat menyebabkan masalah fisik

Kesehatan mental dan fisik adalah satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Studi yang dilakukan oleh Stanford University menemukan bahwa pekerjaan rumah yang berlebihan pada remaja (kadang-kadang lebih dari tiga jam sehari), selain memicu stres, juga bisa menyebabkan anak kurang tidur.

American Psychological Association menjelaskan bahwa pekerjaan rumah yang terlalu berlebihan, yang menyebabkan anak kurang tidur.

Pada akhirnya itu bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti: Meningkatnya angka penyalahgunaan obat terlarang, kecelakaan lalu-lintas, depresi bahkan bunuh diri, serta menurunkan sistem kekebalan tubuh.

3. Pekerjaan rumah yang terlalu banyak juga memengaruhi seluruh keluarga

Satu anggota keluarga stres atau sakit maka seluruh anggota keluarga akan ikut merasa susah. Studi menunjukkan, semakin banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan anak, semakin stres pula orangtua atau pengasuh anak. Agar pekerjaan rumah lebih bermanfaat

Studi menunjukkan, pekerjaan rumah yang berlebihan tidak efektif dalam meningkatkan kinerja akademik. Terlebih lagi, itu dapat memberi pengaruh negatif kepada kesehatan fisik dan mental anak serta keluarganya.

Untuk mengatasi atau mencegah hal tersebut, orangtua dianjurkan ikut aktif dalam perkumpulan orangtua murid dan guru (POMG).

Di dalam forum yang biasanya diadakan rutin oleh POMG, orangtua bisa menjelaskan mengenai kerugian jika anak terlalu banyak diberi PR, serta mengusulkan jumlah PR yang masih terhitung sehat bagi anak-anak.

Selain itu, orangtua juga bisa mengatur pertemuan dengan kepala sekolah untuk membahas kebijakan PR di sekolah.

Jika Anda tidak dapat mengubah kebijakan sekolah, cobalah untuk membuat jadwal bermain anak setiap hari. Bagaimanapun, anak perlu didorong untuk bermain dan aktif secara fisik demi kesehatannya.

(Lily Turangan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×