kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini bahaya yang mengintai di kolam renang umum bagi kesehatan


Rabu, 20 Februari 2019 / 11:16 WIB
Ini bahaya yang mengintai di kolam renang umum bagi kesehatan


Sumber: Grid | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kolam renang umum sering dikunjungi masyarakat. Sayangnya, ada beberapa bahaya mengintai di sana.

Air kolam renang umum biasanya sudah tercampur dengan banyak zat, termasuk urine.

Pasalnya tidak semua orang mempunyai standar kedisiplinan dan kepatuhan yang sama ketika memakainya.

Sebuah studi yang dilakukan oleh tim peneliti asal Kanada berhasil mengetahui berapa banyak rata-rata urine dalam kolam renang umum.

Mereka memanfaatkan pemanis buatan yang disebut acesulfame pottasium (ACE) yang terkandung dalam beragam produk makanan.

Peneliti memilih ACE sebagai media penelitiannya karena tubuh manusia tidak bisa mengurai ACE, sehingga senyawa tersebut diereksikan dalam urine.

Dalam berbagai tingkatan pH dan suhu, ACE dalam urine dapat terdeteksi.

Melansir laman National Geographic, tim peneliti kemudian menjadikan dua kolam renang umum sebagai sumber penelitian selama tiga minggu.

Satu kolam menampung 110.000 galon air, atau sekitar 416.395 liter air.

Sedangkan satu kolam renang lainnya menampung 220.000 galon air atau sekitar 832.790 liter air.

Dengan mengukur ACE, para peneliti menghitung perkiraan jumlah urine.

Peneliti menemukan rerata jumlah urine dalam kolam renang adalah sebanyak 7,92 galon atau setara 30 liter pada kolam renang kecil.

Sementara itu pada kolam renang dengan ukuran yang lebih besar, peneliti menemukan 20 galon atau sekitar 76 liter urine.

Urine sendiri mengandung senyawa nitrogen, seperti urea, amoniak, asam amino, dan kreatinin.

Senyawa tersebut dapat bereaksi dengan disinfektan seperti kaporit dan menyebabkan iritasi mata serta saluran pernapasan.

Beberapa orang, seperti perenang profesional dan pekerja di kolam renang telah dilaporkan menderita asma, yang dihubungkan dengan banyaknya waktu yang mereka habiskan di kolam renang.

Saat ini, tidak ada cara mudah untuk mendeteksi urine secara langsung di kolam renang.

Kecuali, jika Anda melihat aliran air warna kuning yang keluar dari baju renang seseorang di dekat Anda.

Untuk meminimalisasi bahaya penyakit yang mengancam para pengguna kolam renang, pemimpin studi, Lindsay Blackstock dari University of Alberta, menekankan pentingnya meningkatkan pendidikan masyarakat mengenai praktik kebersihan renang yang tepat.

“Kami sangat menyarankan para pengguna kolam renang harus membilas tubuhnya terlebih dahulu untuk membersihkan produk-produk perawatan pribadi sebelum memasuki kolam renang," ucapnya.

Tidak hanya itu, Lindsay juga mengatakan pentingnya pendidikan para pengguna kolam renang untuk buang air di toilet, dan bukan di dalam kolam renang.

Sedangkan menurut laman Intisari, kolam renang yang mengandung klorin dan bercampur dengan kandungan di dalam urine akan berubah menjadi trichloramine (NCl3).

Zat trichloramine sangat mudah berubah dari bentuk cair menuju gas, jadi udara di sekitar kolam renang sebenarnya sangat terpolusi oleh zat beracun ini.

Orang yang berenang selalu terpapar oleh trichloramine dan berpotensi besar mengalami masalah pernapasan.

Selain trichloramine, percampuran klorin dan urine juga akan menghasilkan cyanogen chloride (CNCI).

CNCI merupakan senyawa beracun yang dapat membahayakan organ-organ seperti paru-paru, jantung, dan sistem saraf pusat.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×