kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini alasan mengapa anak-anak yang lebih muda perlu mendapatkan vaksin Covid-19


Senin, 15 November 2021 / 12:51 WIB
Ini alasan mengapa anak-anak yang lebih muda perlu mendapatkan vaksin Covid-19
ILUSTRASI. Dr. Mayank Amin memberikan vaksin penyakit virus corona (COVID-19) Pfizer-BioNTech kepada Evan Schuster (7) di Collegeville, Pennsylvania, AS, Sabtu (6/11/2021). REUTERS/Hannah Beier


Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sasaran penerima vaksin Covid-19 di Indonesia kembali diperluas. Pada tanggal 2 November lalu, Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM) menerbitkan izin penggunaan dalam keadaan darurat atau emergency use of authorization (EUA) vaksin Covid-19 buatan Sinovac untuk anak-anak di kisaran usia 6 tahun hingga 11 tahun.

“Dengan persetujuan ini, maka vaksin Sinovac merupakan vaksin pertama yang disetujui di Indonesia untuk anak usia 6-11 tahun,” ujar Kepala Badan POM RI, Penny K. Lukito seperti dikutip dalam keterangan tertulis yang disampaikan pada awal bulan ini. 

Pemberian izin ini menyusul perluasan serupa yang diberikan untuk anak dan remaja dalam rentang usia 12 tahun hingga 17 tahun, Juli lalu. Tentu, ada sebab mengapa akhirnya kelompok remaja dan anak-anak yang berusia lebih muda disertakan ke dalam sasaran penerima vaksin.

Baca Juga: 3 Cara download sertifikat vaksin Covid-19, bisa lewat SMS pakai NIK

Keputusan memberi vaksin ke anak-anak dan remaja tidak lepas kecenderungan yang terjadi selama lonjakan kasus infeksi Covid-19 di Indonesia. Di saat jumlah kasus baru meningkat, jumlah anak yang turut terinfeksi juga naik. 

Mengutip keterangan Badan POM yang diunggah dalam website-nya, pada saat tingkat infeksi tinggi, seperti di bulan Juni, kasus Covid-19 untuk anak-anak cukup banyak. Perinciannya, 2,9% untuk anak berusia 0 tahun hingga 5 tahun, dan 10% untuk anak dan remaja di kisaran usia 6 tahun hingga 18 tahun.

Mengingat penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda berakhir, Badan POM menilai sistim pelayanan kesehatan perlu mengantisipasi kemungkinan bertambahnya kasus Covid-19 pada anak-anak. Risiko ini semakin perlu antisipasi, mengingat secara bertahap sekolah kembali menggelar pendidikan tatap muka. 

Baca Juga: Pesan serius, Indonesia harus bersiap hadapi gelombang tiga Covid-19 4 bulan ke depan

Untuk mengikuti pendidikan tatap muka, tentu anak-anak harus beraktivitas di luar rumah. Dan merujuk ke persentase penularan virus corona ke anak-anak, jelas ada risiko anak-anak yang sudah bersekolah terinfeksi. Dan, anak-anak yang terinfeksi ini, baik yang memiliki gejala ataupun tidak, bisa menularkan virus ke orang-orang di lingkungannya. “Hal ini harus menjadi perhatian bersama,” demikian pernyataan Badan POM.

Regulator obat di Indonesia itu juga memberi penjelasan tentang pemilihan vaksin Sinovac sebagai vaksin yang digunakan untuk anak dan remaja. Menurut Badan POM, vaksin itu telah menjalani ujicoba klinis untuk digunakan pada anak-anak di China, dengan total responden mencapai 1.050 orang.




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×