kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini 5 Gejala Utama Omicron, Dokter Bilang Banyak yang Tak Menyadarinya


Sabtu, 12 Maret 2022 / 04:50 WIB
Ini 5 Gejala Utama Omicron, Dokter Bilang Banyak yang Tak Menyadarinya


Sumber: Open Access Government,Deseret.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Menurut studi ZOE - dilakukan di seluruh gelombang Omicron dan Delta untuk perbandingan - ada lima gejala utama dari varian Omicron:

1. Hidung meler (terutama dalam kombinasi dengan kehilangan penciuman)

Hidung meler adalah tanda universal dari pilek, flu, dan sekarang Covid-19. Tim di ZOE, sebuah penelitian yang melacak gejala pada virus, mengatakan bahwa pilek harus didekati dengan hati-hati – terutama di musim dingin.

Mereka menemukan bahwa hampir 60% orang yang dites positif dengan kehilangan penciuman, juga memiliki gejala pilek.

2. Sakit kepala

Hal ini digambarkan oleh para peneliti sebagai salah satu tanda awal penyakit – bahkan lebih umum daripada batuk, demam dan kehilangan penciuman. Namun, sakit kepala bisa menjadi gejala dari banyak hal.

Untungnya, para ilmuwan telah menetapkan seperti apa sakit kepala akibat Covid.

Baca Juga: Temuan Terbaru Ini Bisa Bantu Prediksi Pasien Covid-19 yang akan Alami Sakit Parah

Tingkat nyeri harus sedang sampai berat, sensasinya harus berdenyut, menekan atau menusuk. Lokasi sakit kepala harus di kedua sisi kepala, bukan di satu area. Ini harus bertahan selama lebih dari tiga hari dan tahan terhadap obat penghilang rasa sakit yang normal di rumah.

3. Kelelahan ringan atau berat

Kelelahan adalah kunci sindrom Long Covid, tetapi juga ada sebagai gejala Omicron klasik.

Kelelahan, terkait dengan kabut otak, juga lebih umum daripada trio gejala batuk-demam-kehilangan penciuman. Tingkat kelelahan ini melampaui apa yang bisa diperbaiki dengan tidur malam yang nyenyak. Rasa lelah inilah yang dapat menyebabkan penurunan daya kognitif, baik itu memori maupun fokus.

Sayangnya, 80% penderita Long Covid harus hidup dengan kabut otak.




TERBARU

[X]
×