kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.086.000   26.000   1,26%
  • USD/IDR 16.495   138,00   0,84%
  • IDX 7.629   -138,24   -1,78%
  • KOMPAS100 1.066   -21,70   -2,00%
  • LQ45 770   -13,67   -1,74%
  • ISSI 264   -3,56   -1,33%
  • IDX30 400   -6,24   -1,54%
  • IDXHIDIV20 467   -6,08   -1,28%
  • IDX80 117   -1,60   -1,34%
  • IDXV30 130   0,27   0,21%
  • IDXQ30 130   -1,70   -1,29%

Infeksi tanpa gejala, pemicu kekhawatiran kemunculan corona gelombang dua


Selasa, 12 Mei 2020 / 13:46 WIB
Infeksi tanpa gejala, pemicu kekhawatiran kemunculan corona gelombang dua
ILUSTRASI. Petugas medis mengenakan alat pelindung diri lengkap di ruang perawatan pasien COVID-19 yang baru saja diluncurkan di Rumahsakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta, Kamis (30/4/2020).


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Lonjakan kasus virus corona baru di Korea Selatan dan China memicu kekhawatiran kemunculan wabah gelombang kedua. Yang makin bikin cemas, penularannya dari orang positif Covid-19 tanpa gejala.

Di Wuhan, China, misalnya, otoritas kesehatan, Senin (11/5), mengumumkan kluster baru virus corona yang semua kasus sebelumnya masuk klasifikasi sebagai tanpa gejala. Ini merupakan kluster pertama di Ibu Kota Provinsi Hubei itu sejak 3 April.

Begitu juga dengan Korea Selatan, kluster Itaewon di Seoul yang otoritas kesehatan umumkan Ahad (10/5) muncul dari seorang pria 29 tahun yang tidak sadar sudah terjangkit virus corona, yang menulari puluhan orang di distrik kehidupan malam itu.

Infeksi tanpa gejala adalah orang yang terjangkit virus corona dan bisa menularkan ke orang lain tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda klinis seperti demam. 

Baca Juga: Virus corona serang bagian tubuh ini, apa saja?

Nah, infeksi tanpa gejala jadi salah satu pemicu kekhawatiran kemunculan wabah gelombang kedua atau kebangkitan kembali epidemi saat banyak negara mulai melonggarkan penguncian atau pembatasan yang ketat.

"Kecerobohan bisa menyebabkan ledakan infeksi," kata Wali Kota Seoul Park Won-soon seperti dikutip Channelnewsasia.com. 

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyebutkan, sebanyak 25% orang yang terinfeksi virus corona tidak menunjukkan gejala yang signifikan. 

"Ini menjelaskan seberapa cepat virus corona terus menyebar di seluruh negeri," kata Robert Redfield, Direktur CDC, kepada New York Times akhir Maret lalu.

Baca Juga: Serbaneka virus corona, mulai ciri-ciri, bentuk, sampai penyebarannya

Infeksi tanpa gejala inilah yang kemudian membuat CDC merekomendasikan masyarakat memakai masker saat keluar rumah. Sebelumnya, rekomendasi mereka: orang yang sehat tidak menggunakan masker.

Menurut CDC, kemunculan infeksi tanpa gejala menyulitkan pemutusan rantai penyebaran wabah virus corona.

Kelompok usia muda

Achmad Yurianto, juru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, menyatakan, kelompok usia muda dengan imunitas yang bagus juga rawan tertular virus corona, bahkan gejalanya sangat minim.

“Data yang kami miliki dan data secara global, memang pada kelompok usia muda memiliki daya tahan tubuh yang lebih baik. Tapi, harus dipastikan, bukan berarti kelompok muda ini tidak bisa terkena, bisa terkena dan tanpa gejala,” ujar Yuri.

Infeksi tanpa gejala inilah yang menjadi salah satu faktor penyebaran virus corona yang semakin cepat. Sebab, yang bersangkutan tidak menyadari telah terjangkit Covid-19 dan tak melakukan isolasi mandiri di rumah.

“Inilah menjadi hal yang mendasar sehingga persebarannya semakin cepat. Bila ini menular ke saudara-saudara kita yang usianya lebih tua dan rawan, maka akan menjadi masalah yang serius untuk keluarga kita," ungkapnya.

Baca Juga: Saat di rumah saja, begini 8 cara meningkatkan imunitas tubuh

Yurianto meminta agar kelompok muda memahami benar risiko ini. Sehingga, upaya pencegahan terhadap penularan dan penyebaran bisa terus dilakukan dengan meningkatkan kewaspadaan.

“Meskipun masih merasa muda, masih merasa kuat, perhatikan betul bahwa kita menjadi salah satu sumber penularan bagi keluarga kita,” sebut dia.

Yurianto pun mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama, berkomitmen penuh melaksanakan imbauan pemerintah untuk mengurangi aktivitas di luar rumah.

“Oleh karena itu, patuhi benar imbauan dari pemerintah untuk lebih banyak di rumah dan semaksimal mungkin tidak keluar rumah. Ini yang menjadi penting untuk melakukan pencegahan,” katanya.

Baca Juga: Kluster baru di Wuhan picu kekhawatiran kebangkitan wabah corona

Hingga Senin (11/5), total kasus virus corona di Indonesia mencapai 14.265, dengan pasien sembuh sebanyak 2.881 dan meninggal 991 orang. Sebanyak 373 kabupaten/kota di 34 provinsi terdampak pandemi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
BOOST YOUR DIGITAL STRATEGY: Maksimalkan AI & Google Ads untuk Bisnis Anda! Business Contract Drafting

[X]
×