kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Infeksi Covid-19 tidak selalu disertai gejala awal demam


Selasa, 15 September 2020 / 13:32 WIB
Infeksi Covid-19 tidak selalu disertai gejala awal demam
ILUSTRASI. Francisco, 1, from Chile, sleeps inside his stroller while a health ministry official measures his body temperature inside El Dorado International Airport after flights were suspended to curb the spread of coronavirus disease (COVID-19), in Bogota, Colomb


Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Demam sering kali menjadi patokan gejala awal Covid-19. Padahal pada beberapa kasus terbaru, kenyataannya ternyata tidak selalu demikian.

Di Australia, hanya 20% kasus baru Covid-19 menunjukkan tanda-tanda demam. Data itu didapatkan dari data epidemiologi Tim Pengawasan Ruang Insiden Nasional Covid-19, yang mengamati kasus hingga 30 Agustus lalu.

Seorang Jurubicara Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Victoria mengatakan, batuk, sakit tenggorokan, dan pilek adalah gejala paling umum dari Covid-19 saat ini. Namun, ternyata tidak semua pasien menunjukkan gejala demam.

"Demam terjadi pada sekitar 20% pasien, orang tua cenderung lebih jarang mengalami demam," ungkap Jurubicara tersebut seperti dilansir ABC.

Baca Juga: Ini perbedaan batuk karena Covid-19 dan batuk biasa

Namun, ketika menghitung angka kumpulan kasus yang lebih besar yang disajikan dalam laporan, sebanyak 5.866 orang dari 12.636 total kasus atau sekitar 46% menunjukkan gejala demam.

Sementara, gejala kedua yang paling sering diamati dalam kumpulan data tersebut setelah batuk. Virolog dari University of Sydney, Tim Newsome menduga, penurunan kasus dengan gejala demam ini mungkin merupakan produk dari pengetahuan yang lebih besar tentang Covid-19.

Sehingga, informasi yang ada lebih mampu memahami gejala yang digambarkan dengan Covid-19.

Selain itu, kemungkinan lainnya adalah tingkat pengujian yang lebih tinggi, dan adanya perubahan demografi siapa saja yang terinfeksi. "Saya belum melihat bukti kuat bahwa virus bermutasi, dan berbeda dari sebelumnya secara signifikan," kata Newsome.

Baca Juga: Kenali urutan gejala corona yang unik untuk bedakan dengan penyakit batuk pilek biasa

Demam pada pasien Covid-19

Suhu tubuh normal manusia berkisar 37 derajat celcius. Jika berada di atas itu, maka seseorang memasuki wilayah demam. Namun, angka suhu tubuh yang semakin tinggi tidak serta merta menunjukkan tingkat keparahan demam.

Seseorang bisa saja mengalami demam 38,5 derajat celcius dan benar-benar tidak sehat, namun orang lainnya dapat memiliki suhu 41 derajat celcius tetapi tidak terlihat sakit. Demam adalah gejala suatu penyakit, bukan penyakit itu sendiri.

Dalam istilah yang paling dasar, ini adalah respons peradangan tubuh kita terhadap serangan asing, seperti Covid-19. Untuk anak di bawah dua tahun, demam juga dapat menyebabkan kejang yang kerap membuat orangtua khawatir.

Menurut sebuah makalah terbaru, jika seseorang mengalami demam dengan Covid-19, kemungkinan itu akan menjadi gejala pertama yang terjadi.

Peneliti dari University of Southern California menganalisa lebih dari 55.000 kasus dan menemukan, Covid-19 biasanya ditandai dengan demam terlebih dahulu, diikuti batuk, mual dan/atau muntah, kemudian diare.

Sedangkan jika kamu terserang flu, kemungkinan besar kamu akan batuk lebih dulu, baru kemudian demam. Meski begitu, tidak ada perbedaan urutan gejala ketika mereka membandingkan kasus Covid-19 ringan dan serius.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×