kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.205   64,31   0,90%
  • KOMPAS100 1.106   11,04   1,01%
  • LQ45 878   11,56   1,33%
  • ISSI 221   1,08   0,49%
  • IDX30 449   6,43   1,45%
  • IDXHIDIV20 540   5,72   1,07%
  • IDX80 127   1,45   1,15%
  • IDXV30 135   0,62   0,46%
  • IDXQ30 149   1,69   1,15%

Indonesia Masih Menghadapi Tinggi Prevalensi Perokok Dewasa


Rabu, 20 September 2023 / 22:57 WIB
Indonesia Masih Menghadapi Tinggi Prevalensi Perokok Dewasa
ILUSTRASI. Rokok.


Sumber: TribunNews.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia saat ini masih menghadapi tingginya prevalensi perokok dewasa.

Pada tahun 2022, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas telah mencapai 28,27 persen atau sekitar 70,2 juta orang di Indonesia.

Tingginya angka tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi pemerintah untuk menghadapi penyakit yang berkaitan dengan kebiasaan merokok.

Akademisi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran, Prof. Dr. drg. Amaliya, M.Sc., menjelaskan, produk tembakau alternatif, seperti produk tembakau yang dipanaskan, rokok elektrik, dan kantong nikotin, memiliki peran potensial dalam membantu perokok dewasa beralih dari kebiasaannya.

Baca Juga: APTI: Pembelian Tembakau dari Industri Rokok Turun Terus Sejak Tahun 2020

Hal ini juga didukung oleh hasil kajian ilmiah Public Health England pada tahun 2018 berjudul “Evidence Review of E-Cigarettes and Heated Tobacco Products” yang menyimpulkan produk tembakau alternatif memiliki paparan risiko sehingga 90-95 persen lebih rendah daripada rokok.

Prof. Amaliya melanjutkan, beberapa jenis produk tembakau alternatif menggunakan sistem pemanasan, bukan melalui proses pembakaran seperti pada rokok.

“Profil risiko produk tembakau alternatif lebih rendah daripada rokok karena tidak menghasilkan TAR. TAR adalah zat kimia dan partikel padat yang dihasilkan saat rokok dibakar,” ujarnya, Senin (18/9).

Selain lebih rendah risiko daripada rokok, produk tembakau altenatif juga terbukti setidaknya dua kali lebih efektif dibandingkan terapi pengganti nikotin dalam membantu perokok dewasa untuk beralih dari kebiasaannya.

Adanya potensi tersebut membuat sejumlah negara seperti Inggris, Jepang, dan Selandia Baru mendukung penggunaan produk tersebut sebagai upaya untuk menekan prevalensi merokok.

Baca Juga: Cara Mengatasi Asma yang Kambuh Pada Malam Hari, Cek Faktor Penyebab Asma

Menurut Prof. Amaliya, Indonesia bisa berkaca dari negara-negara tersebut dalam mengurangi bahaya merokok.

“Selain menjalankan program pengendalian tembakau yang sudah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2020-2024, pemerintah perlu mengadopsi pendekatan yang pragmatis dan solutif yakni pengurangan risiko dengan memanfaatkan produk tembakau alternatif,” jelasnya.

Oleh karena itu, akses terhadap informasi yang akurat mengenai produk tembakau alternatif dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah sebagai opsi untuk mengatasi masalah rokok di Indonesia.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Indonesia Masih Hadapi Tingginya Prevalensi Perokok Dewasa

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×