Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - [/strong> Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah merilis jadwal serta jenis imunisasi terbaru 2020. Bagi Anda yang memiliki buah hati usia 0-18 bulan, sebaiknya mulai mempelajari jadwal imunisasi terbaru.
Rekomendasi jadwal ini berdasarkan hasil tinjauan IDAI secara berkala dengan mempertimbangkan perkembangan berbagai program imunisasi baik di Indonesia maupun rekomendasi WHO.
Melansir dari Instagram resmi IDAI (16/12/2020), perubahan ini berkaitan dengan program imunisasi seperti eradikasi Polio (Erapo), eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN), serta pengendalian Campak Rubella
Pencegahan Pneumonia, pencegahan Kanker Leher Rahim, dan pencegahan Japanese Ensefalitis juga masuk dalam revisi ini.
IDAI juga memperhatikan ketersediaan vaksin di Indonesia, keamanan dan imunogenitas vaksin, epidemiologi penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi. Termasuk juga hasil uji klinis vaksin di Indonesia.
Simak jenis dan jadwal pemberian imunisasi yang direkomendasikan oleh IDAI tahun 2020, bersumber dari situs resmi IDAI.
-
Hepatitis B
Imunisasi Hepatitis B (HB) monovalen diberikan dalam jangka waktu 24 jam setelah bayi lahir. Sebelum imunisasi ini, bayi diberikan vitamin K minimal 30 menit sebelumnya.
Bayi dengan berat kurang dari 2kg saat lahir, pemberian imunisasi Hepatitis B sebaiknya ditunda hingga bayi berumur 1 bulan atau lebih.
Jika HBsAg ibu positif (positif Hepatitis B) dan bayi bugar, imunisasi ini diberikan langsung setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer.
Bayi lahir dari ibu HBsAg positif, segera berikan imunisasi HB dan imunoglobulin Hepatitis B (HBIg) pada ekstremitas yang berbeda, maksimal dalam 7 hari setelah lahir.
Imunisasi ini selanjutnya diberikan bersama dengan difteri, tetanus, pertusis whole-cell (DTwP) atau difteri tetanus, pertusis aselular (DTap).
-
Polio 0
Jadwal imunisasi Polio 0 rekomendasi IDAI tahun 2020 sebaiknya diberikan segera setelah lahir.
Jika bayi lahir di fasilitas kesehatan, berikan bivalent Oral Polio Vaccine-0 (bOPV-0) saat bayi pulang atau pada kunjungan pertama.
Pemberian bOPV atau inactivated polio vaccine (IPV) diberikan bersama DTwP atau DTap. Imunisasi IPV diberikan minimal 2 kali sebelum anak berumur 1 tahun bersama DTwP atau DTap.
-
Imunisasi BCG
Menurut IDAI, imunisasi BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau sebelum bayi berumur 1 bulan.
Jika bayi berumur 3 bulan atau lebih, imunisasi ini diberikan jika uji tuberkulin negatif.
Imunisasi BCG bisa diberikan jika uji tuberkulin tidak tersedia. Bila timbul reaksi lokal cepat pada minggu pertama, dilakukan pemeriksaaan lanjutan untuk diagnosis tuberkulosis.
-
Imunisasi DPT
Imunisasi difteri, perusis, dan tetanus (DPT) bisa diberikan pada bayi mulai umur 6 minggu berupa DTwP atau DTap.
Imunisasi DTap diberikan saat anak umur 2, 3, 4 bulan atau 2, 4, 6 bulan.
Booster pertama diberikan saat usia 18 bulan. Selanjutnya booster diberikan pada umur 5-7 tahun atau pada program BIAS kelas 1.
Pada usia 7 tahun atau lebih, imunisasi yang diberikan adalah tetanus dan difteri (Td) atau tetanus, difteri, pertusis (Tdap).
Booster selanjutnya diberikan saat umur 10-18 tahun atau pada program BIAS kelas 5. Selanjutnya booster Td diberikan setiap 10 tahun.
-
Imunisasi penumokokus (PCV)
Imunisasi ini diberikan saat bayi umur 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada umur 12-15 bulan.
Jika belum diberikan pada usia 7-12 bulan, PVC diberikan 2 kali dengan jarak 1 bulan. Booster setelah umur 12 bulan diberikan dengan jarak 2 bulan dari dosis sebelumnya.
Jika pada usia 1-2 tahun belum mendapatkan imunisasi ini, PCV diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak minimal 2 bulan.
Jika pada usia 2-5 tahun belum mendapatkan imunisasi ini, PCV10 diberikan sebanyak 2 kali dengan jarak 2 bulan, PVC13 diberikan 1 kali.
-
Imunisasi rotavirus monovalen
Bayi diberi imunisasi ini sebanyak 2 kali. Dosis pertama diberikan saat usia 6 minggu, dosis kedua diberikan dengan interval minimal 4 minggu.
Imunisasi ini harus selesai saat bayi berusia 24 minggu.
-
Imunisasi rotavorus pentavalen
Imunisasi ini diberikan sebanyak 3 kali. Dosis pertama diberikan saat bayi usia 6-12 minggu.
Dosis kedua dan ketiga diberikan dengan interval 4-10 minggu. Imunisasi ini harus selesai pada usia 32 minggu.
-
Imunisasi influenza
Jadwal imunisasi influenza dari IDAI tahun 2020 diberikan mulai bayi usia 6 bulan. Imunisasi ini bisa diberikan ulang stiap tahunnya.
Imunisasi pertama 2 dosis diberikan pada usia 6 bulan - 8 tahun dengan interval minimal 4 minggu.
Jika anak berusia lebih dari 9 bulan, imunisasi pertama diberikan 1 dosis.
-
MR/MMR
Vaksin MR ini diberikan saat bayi berusia 9 bulan. Jika sampai umur 12 bulan belum diberi imunisasi MR, bayi bisa diimunisasi MMR.
Pada anak usia 18 bulan bisa diberikan vaksin MR atau MMR. Pada anak usia 5-7 tahun, diberikan MR (dalam program BIAS kelas 1) atau MMR.
-
Japanese encephalitis (JE)
Imunisasi JE diberikan pada bayi di usia 9 bulan di daerah endemis atau yang akan berkunjung ke daerah endemis.
Booster bisa diberikan pada 1-2 tahun kemudian untuk perlindungan jangka panjang.
-
Varisela
Imunisasi ini mulai diberikan saat anak usia 12-18 bulan.
Imunisasi varisela diberikan 2 dosis dengan interval 6 minggu - 3 bulan pada usia 1-12 tahun.
Setelah usia 13 tahun, vaksin varisela diberikan dengan interval 4-6 minggu.
-
Hepatitis A
Imunisasi Hepatitis A diberikan mulai umur 1 tahun dengan 2 dosis. Dosis kedua diberikan 6-12 bulan kemudian.
-
Tifoid polisakarida
Vaksin ini diberikan saat anak berusia 2 tahun dan dapat diulang setiap tiga tahun.
-
Human papiloma virus (HPV)
Vaksin HPV diberikan untuk anak perempuan pada usia 9-14 tahun sebanyak 2 kali dengan jarak 6-15 bulan atau pada program BIAS kelas 5 dan 6.
Pada umur 15 atau lebih, HPV diberikan 3 kali dengan jadwal 0, 1, 6 bulan (vaksin bivalen) atau 0, 2, 6 bulan (vaksin quadrivalent).
-
Dengue
Jadwal imunisasi dengue dari IDAI 2020 diberikan saat anak berusia 9-16 tahun.
Hal ini dibuktikan dengan adanya riwayat pernah dirawat dengan diagnosis dengue (pemeriksaan antigen NS-1), dan atau uji serologis IgM/IgG antidengue positif.
Bisa juga dibuktikan dengan pemeriksaan serologi IgG anti dengue positif.
Selanjutnya: Sering salah, ini cara menggunakan test pack yang benar agar hasilnya akurat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News