Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
Sebelumnya, teknik ini banyak digunakan untuk memetakan pergerakan populasi manusia zaman prasejarah melalui DNA-nya. Dan kali ini merupakan pertama kalinya teknik yang sama dipakai untuk melacak alur infeksi sebuah virus.
Para ilmuwan meyakini virus corona baru yang secara resmi bernama SARS-CoV-2 terus bermutasi untuk mengatasi resistensi sistem kekebalan pada populasi yang berbeda.
Pintu infeksi
Beberapa infeksi yang terjadi di suatu negara bisa terlacak kapan dan dari mana asalnya. Misalnya, virus pertama kali masuk ke Italia berasal dari infeksi yang terjadi di Jerman, ini terdokumentasi pada 27 Januari 2020.
Selain dari Jerman, virus di Italia juga sangat berkaitan erat dengan kluster Singapura.
Baca Juga: Begini gejala awal terjangkit virus corona dari hari ke hari
Metode yang digunakan ini, analisis jaringan filogenetik, diklaim bisa membantu mengidentifikasi sumber-sumber infeksi yang tidak terdata. Juga, dapat membantu memprediksi episentrum persebaran secara global jika terjadi wabah yang sama di masa depan.
Mengutip Dailymail, para peneliti mengatakan, penelitian itu terlalu kecil untuk menarik kesimpulan tegas.
Meskipun karya akademis yang diterbitkan dan telah diteliti oleh sesama ilmuwan itu hanya melacak sampel dari 160 pasien di seluruh dunia, termasuk banyak kasus pertama di Eropa dan AS.
Tim peneliti saat ini telah memperbarui analisis mereka untuk memasukkan lebih dari 1.000 kasus Covid-19 hingga akhir Maret untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terkait penyebaran varian virus corona tersebut.
Baca Juga: Bukan cuma batuk kering, berikut 6 gejala virus corona tidak biasa
Penulis: Luthfia Ayu Azanella
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Peneliti Temukan 3 Varian Virus Corona Penyebab Covid-19, Apa Saja?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News