Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo
Kata Kuwat, kelak biaya tes dengan GeNose C19 hanya sekitar Rp15.000 hingga Rp 25.000. Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa hembusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.
Mewakili tim, Kuwat juga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19, yaitu Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.
Kuwat juga mengucapkan apresiasi kepada delapan rumah sakit mitra uji diagnostik. Kedelapan rumahsakit itu terdiri dari RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.
Tidak lupa, Kuwat memberikan apresiasi kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan konstruktif.
Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M selaku Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM mengatakan, GeNose merupakan wujud kontribusi UGM menangani pandemi dan roda perekonomian. Hal itu juga memperlihatkan berjalannya kemitraan dan kerja sama strategis antara pihak universitas, pemerintah, industri dan masyarakat.
“Ini kerja bagus sekaligus perwujudan UGM Science Techno Park sebagai jembatan antara universitas dan industri, serta tempat riset para dosen dan mahasiswa,” ujar Paripurna. Dia juga mengapresiasi perhatian banyak pihak bagi pengembangan GeNose, diantaranya adalah Ketua dan anggota Majelis Wali Amanat (MWA), Menteri PUPR, Menteri Perhubungan dan Menteri Luar Negeri, BIN, Menristek/BRIN serta mitra lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News