Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Ilmuwan China memperingatkan kemampuan mutasi virus corona baru, SARS-CoV-2, yang mungkin telah memberi dampak berbeda terhadap penyakit Covid-19 di seluruh dunia.
Profesor Li Lanjuan dan rekan-rekannya dari Zhejiang University mengungkapkan hal tersebut seperti dilansir South China Morning Post, Selasa (21/4).
Studi baru ilmuan yang pertama kali menyarankan lockdown Kota Wuhan, China, tempat pertama kali virus corona terdeteksi, ini menunjukkan bukti mutasi tertentu dari virus penyebab Covid-19.
Menurut Prof Li, mutasi tertentu pada virus corona baru bisa menciptakan jenis yang lebih mematikan dari jenis lainnya. "SARS-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," katanya.
Baca Juga: Studi baru: Virus corona bisa menyebar dua kali lebih cepat dari perkiraan sebelumnya
Untuk menyelidiki mutasi SARS-CoV-2, Prof Li dan timnya menganalisis strain virus dari 11 pasien Covid-19 yang diambil secara acak dari Hangzhou, Provinsi Zhejiang.
Hasilnya, menunjukkan mutasi virus paling mematikan pada pasien di Zhejiang juga ditemukan di sebagian besar pasien di seluruh Eropa. Sementara strain virus corona yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan Washington, Amerika Serikat.
Mutasi langka tri-nukleotida
Tim Prof Li mendeteksi lebih dari 30 mutasi virus corona dan sebanyak 19 mutasi atau sekitar 60% di antaranya adalah mutasi virus baru.
Mereka menemukan beberapa mutasi ini bisa menyebabkan perubahan fungsional pada spike protein virus, struktur unik di atas selubung virus yang memungkinkan virus corona mengikat sel manusia.
Baca Juga: Peneliti: Mutasi baru virus corona bisa bikin usaha pembuatan vaksin jadi sia-sia