Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemenuhan gizi anak usia dini atau balita perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat. Pasalnya, pemenuhan gizi sejak dini merupakan satu aspek yang akan mendukung anak memiliki masa depan yang lebih baik dan membangun generasi yang lebih maju.
Dalam sebuah keluarga, balita merupakan kelompok yang paling rentan dalam hal distribusi makanan karena pemenuhan gizi mereka sangat tergantung pada orang tua.
Kebutuhan gizi balita ini sering tergeser oleh kebutuhan keluarga lainnya yang sebetulnya bisa ditekan. Menurut penelitian Foodbank of Indonesia (FOI), ada sekitar 27% balita di Indonesia kelaparan pada pagi hingga siang harinya.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus di 14 kota. Sebanyak 27% balita pergi ke sekolah karena tidak makan dari pagi sampai siang. Bahkan di daerah padat perkotaan, angkanya mencapai 40%-50%.
Baca Juga: Tetap patuhi protokol kesehatan saat liburan dan pulang kampung di masa pandemi
Oleh karena itu, FOI mengajak media ikut secara aktif mengedukasi masyarakat terhadap isu kelaparan pada balita melalui aksi nyata dan edukasi kepada para bunda dan pengasuh anak-anak untuk membangun narasi pangan yang baik untuk balita. Pangan lokal bisa jadi pilihan yang baik demi masa depan Indonesia merdeka 100% dari rasa lapar.
FOI menggelar diskusi bekerjasama dengan Fakultas Teknik Pertanian UGM untuk membahas peran dan langkah apa yang harus dilakukan untuk mendorong pemenuhan gizi balita di Indonesia.
Hendro Utomo founder FOI mengatakan pihaknya terus bergerak memerangi kelaparan pada balita untuk mencapai impian Indonesia merdeka. Salah satunya mengajak semua pihak melakukan edukasi untuk mendukung pertumbuhan balita yang sehat.
"Media bisa melakukan banyak hal untuk membantu anak-anak balita demi masa depan Indonesia dengan cara membangun kesadaran, mengangkat pentingnya narasi pangan yang baik untuk anak-anak dan mengubah perilaku yang menyebabkan 27% anak-anak balita kita masih menderita kelaparan," kata Hendro dalam diskusi virtual, Kamis (29/10).
Hendro mengatakan, jika kelaparan terjadi dalam jangka panjang, terdapat kemungkinan gizi buruk yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada balita.